Nonton Dirty Vote, PDIP Tak Menyangka Presiden Jokowi Berubah Sejauh Itu

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Februari 2024 20:21 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, menilai film dokumenter bertajuk “Dirty Vote” itu telah menjelaskan bagaimana perubahan sikap presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menempatkan kekuasaan di atas segala-galanya.

"Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka Pak Jokowi sudah berubah seperti itu. Menempatkan kekuasaan di atas segalanya," kata Hasto kepada wartawan, Senin (12/12).

Hasto mengatakan, dalam film tersebut jelas tergambar bagaimana kecurangan pemilu begitu masif. Banyaknya campur tangan presiden dan istana telah membuktikan bahwa Pemilu 2024 bisa direkayasa.

"Dari film tersebut nampak kuatnya rekayasa pemilu yang diawali dengan manipulasi hukum di MK; keberpihakan penguasa istana terhadap Prabowo-Gibran melalui penunjukan PJ Kepala daerah yang ditempatkan sebagai hak prerogatif presiden," ujarnya.

Kata Hasto, Jokowi telah melupakan proses Pemilu yang seharusnya berjalan secara demokratis. Berbagai tekanan terhadap aparatur sipil negara hingga kepala desa dan TNI-POLRI yang seharusnya netral pun disalahgunakan.

Sehingga, Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud itu mengaku, berbagai kecurangan dan intimidasi itu telah merugikan kubu Ganjar-Mahfud dan PDIP. "Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud," jelas Hasto. (DI)