Gaya Politik Puan Maharani Disebut Mirip Taufik Kiemas

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 25 Mei 2024 03:40 WIB
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani (Foto: MI/Dhanis)
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI -  Megawati Soekarnoputri memberikan sinyal akan menyerahkan kursi ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepada puterinya, Puan Maharani. 

Sejumlah pengamat menilai ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tersebut cocok untuk melanjutkan kepemimpinan ibunya di PDIP. Kendati, Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli berpendapat, PDIP akan menjadi berbeda ketika dipimpin Puan Maharani. 

Dia menilai, gaya politik Puan sebenarnya jauh dari Megawati. Puan justru disebut memiliki gaya politik yang lebih mirip dengan ayahnya, Taufik Keimas. “Saya melihat gaya kepemimpinan tidak sama seperti ibunya. Puan nampaknya akan sama dengan gaya kepemimpinan ayahnya, Taufik Kiemas, lebih akomodatif,” kata Lili kepada wartawan, Jumat (24/5/2024). 

Selain Puan, menurut dia, ada sejumlah kader PDIP lain yang juga bisa diusung sebagai ketua umum baru seperti  Eros Djarot, Pramono Anung, dan putra Megawati yakni Prananda Prabowo. Posisi ketua umum ini masih akan tergantung pada sosok Megawati. “Tentu saja ada kritik, salah satunya tuduhan politik dinasti.”

Dosen Ilmu Politik dari Universitas Indonesia Aditya Perdana menilai, Pranada kurang kuat jika dicalonkan sebagai ketum PDIP. Dia menilai putera Megawati ini tak cukup dominan dalam politik termasuk di internal PDIP. “Kalau Puan itu kan kelihatannya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sudah jauh lebih matang secara politik,” tutur Adit. 

Puan dinilai membuktikan dirinya berhasil sebagai pimpinan DPR. Dia juga menunjukkan kelihaiannya dalam menjalin komunikasi politik dengan sejumlah partai dan tokoh. Bahkan, Puan juga berperan dalam pembentukan dan dinamika koalisi yang dijalani PDIP dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengungkapkan, Puan memiliki dua modal untuk menjadi ketum PDIP. Pertama, pengalaman panjang di politik baik eksekutif maupun legislatif. Kedua, Puan adalah replika dari trah politik soekarno.  “Dua hal ini jadi bekal Puan untuk memimpin PDIP ke depan,” kata Adi. 

Isu tentang rencana Megawati akan segera melepas jabatannya di PDIP sudah beredar beberapa tahun terakhir. Sejumlah kabar memang menunjukkan Puan sebagai salah satu calon paling kuat untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan PDIP yang selama ini dipegang trah atau keturunan Presiden Soekarno.

Bahkan, kabar Puan akan memimpin PDIP semakin santer usai dia mundur dari potensi pencalonan dirinya sebagai capres atau pun cawapres di Pemilu 2024. Dia memberikan posisi tersebut kepada Ganjar Pranowo yang kemudian menjadi capres dari pasangan calon nomor urut 03.

PDIP rencananya akan menggelar kongres pada 2025. Salah satu agendanya adalah pemilihan ketua umum. Megawati berpotensi tak lagi maju sebagai calon pada kongres tersebut.