Starlink Masuk Indonesia, Telkomsel Rugi Nggak Ya?

Firmansyah Nugroho
Firmansyah Nugroho
Diperbarui 2 Juni 2024 12:25 WIB
Ilustrasi logo Telkomsel
Ilustrasi logo Telkomsel

Jakarta, MI - Starlink masuk ke Indonesia, apakah posisi Telkomsel aman? Starlink sendiri merupakan suatu bentuk layanan internet dengan basis satelit yang dipegang oleh Elon Musk. Sistem ini menganut over the top (OVT) yang merupakan bisnis tanpa mempekerjakan pegawai atau karyawan luar negeri. 

Atas hal demikian, Anggota Komisi VI DPR RI H Andre Rosiade menyebut masuknya Starlink bisa menjadi ancaman besar bagi Telkom. Apalagi saat ini belum ada aturan yang jelas mengenai sistem OVT yang menurut Andre menjadi PR bagi pemerintah. 

“Telkom ini masalahnya over the top dia investasi 10 triliun bikin fiber optik, bikin infrastruktur internet, tapi yang menikmati netflix, facebook sekali lagi tidak ada aturannya soal over the top,” kata Andre dalam akun TikTok @andre_rosiade dikutip Monitorindonesia.com, Minggu (2/6/2024). 

Masuknya starlink, menurut dia, bisa jadi membuat Telkomsel pada posisi yang sulit. Lebih daripada itu, starlink bukan hanya satu-satunya ancaman.

“Starlink itu sudah pasti pak Nugi sebentar lagi bisa bangkrut telkomsel ini kalau layanan langsung ke pelanggan seluler jadi bukan hanya starlink nanti yang akan jadi musuh Telkomsel,” ungkpnya. 

Saat ini, perusahaan Huawei juga akhir bulan November 2023 laku telah melakukan uji layanan satelit internet orbit rendah (low earth orbit satellite) yang sama persis dengan starlink dalam hal mekanisme. 

“Huawei juga sudah melakukan seperti starlink, jadi nanti orang gak perlu lagi langganan sama telkomsel, kita gak perlu sim card. Beli handphone kita bisa langsung gunakan starlink atau huawei, jadi telkomsel ini gak laku lagi,” jelasnya. 

Untuk itu, Andre berharap hal ini bisa menjadi pembahasan mendalam bagi pemerintah. Jangan sampai hadirnya dua mekanisme ini justru merugikan Telkomsel sebagai BUMN di Indonesia. 

“Jangan sampai starlink ini masuk tapi merugikan telkom kita sekaligus kita bereskan over the top kita,” katanya.

Pun Andre juga mengusulkan adanya rapat gabungan dengan Komisi 6 dengan Komisi 1, bersama Menkominfo, dan Menteri BUMN, KPPU, Asosiasi Telekomunikasi Indonesia (ATSI), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga melibatkan Telkom dan Anak Perusahaanya Telkomsel untuk bahas soal dampak starlink jika masuk ke Indonesia. 

Usulan ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT Telekomunikasi Indonesia pada Kamis (30/5/2024) lalu.

Respons Telkomsel
Telkom membeberkan soal kemunculan Starlink di Indonesia. Perusahaan juga meminta pemerintah bisa hadir dengan adanya bisnis internet berbasis satelit itu.

Starlink diketahui membuka layanan langsung ke konsumen di Indonesia. Direktur PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Bogi Witjaksono menjelaskan negara perlu hadir mengatur layanan seperti Starlink.

Menurutnya, Telkom tak bisa membendung kemunculan teknologi baru yang digunakan Starlink. Ia memperkirakan perusahaan dengan layanan serupa yaitu satelit orbit Bumi rendah (LEO) dalam waktu dekat akan menyusul masuk ke Indonesia.

"Satelit LEO ini tidak hanya Starlink tetapi dalam waktu dekat banyak sekali LEO masuk ke negara kita. Dalam konteks ke pelanggan memang seperti disampaikan beberapa kali ini, perlu negara hadir," katanya dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (30/5/2024).

Dia juga menegaskan operasional Starlink yang diluncurkan tahun ini tanpa melalui Telkomsat. Layanan milik perusahaan Elon Musk itu membuka akses melalui platform atau media internet kepada masyarakat yang ingin berlangganan.

Sementara Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah juga mengatakan hal yang serupa. Telkomsat hanya menjadi mitra Starlink untuk segmen business-to-business (B2B) dalam layanan backhaul dan enterprises. 

Untuk backhaul kerja sama itu bersifat eksklusif, sementara enterprise terdapat mitra selain Telkomsat. Terkait layanan langsung ke konsumen atau Business-to-Consumer (B2C), Starlink melakukan sendiri. Telkom juga telah menawarkan bekerja sama dengan perusahaan itu dalam rangka membuka operasional B2C di Indonesia.

Namun Starlink menolak tawaran tersebut. Alasannya perusahaan memiliki aturan bisnis tersebut akan dilakukannya sendiri. "Jadi sampai dengan saat ini yang diresmikan di Bali itu adalah segmen B2C yang dilakukan Starlink sendiri," tukas Ririek.