Ditemui Menteri Bahlil, Foxconn Bakal Ramaikan Industri Baterai dan Kendaraan Listrik di Indonesia

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 25 Oktober 2021 08:53 WIB
Monitorindonesia.com - Jumat (22/10/2021) lalu, pemerintah Indonesia diwakili Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, melakukan pertemuan dengan Chairman Hon Hai Precision Industry (Foxconn), Young Liu. Dalam pertemuan yang berlangsung di Taipei, Taiwan itu, bos Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu membahas minat Foxconn berinvestasi di industri baterai dan kendaraan listrik. Pertemuan itu juga dihadiri oleh CEO dan pendiri Gogoro Horace Luke yang telah bermitra dengan Foxconn. "Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kami menanti kerja sama Foxconn di Indonesia karena sejalan dengan visi besar dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah. Pembangunan industri baterai dari hulu ke hilir adalah pendekatan tepat," kata Bahlil dalam keterangan tertulis yang diterima kemarin (Minggu, 24/10/2021). Dalam pertemuan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa industri baterai listrik adalah salah satu wujud dari arah kebijakan pemerintah Indonesia ke depan. Pemerintah berkomitmen membangun ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan. Dia mengatakan bahwa Indonesia merupakan tempat yang tepat bagi investasi ekosistem baterai listrik karena memiliki keunggulan sumber daya alam bahan baku baterai listrik. Selain itu, pembangunan infrastrukturnya semakin merata, pertumbuhan pesat masyarakat kelas menengah, serta bonus demografi yang berpotensi menjadi tenaga kerja produktif sekaligus pasar menjanjikan. “Kami akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi. Saya yang akan urus dan kawal sendiri," imbuhnya. Lebih lanjut, Bahlil mengingatkan tentang kolaborasi bersama BUMN, pengusaha swasta nasional, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di dalam seluruh rantai pasok Foxconn dan Gogoro. "Pemerintah Indonesia menilai kolaborasi adalah salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan industri baterai. Ini perlu dilakukan agar terjadi pemerataan dalam konteks yang saling menguntungkan," ujar Bahlil. Sementara itu, Chairman Foxconn, Young Liu, menjelaskan bahwa pihaknya berencana membangun industri baterai listrik dan kendaraan listrik secara menyeluruh di Indonesia. Kendaraan listrik yang akan dikembangkan adalah roda empat dan roda dua. "Kami sangat antusias. Indonesia adalah negara dengan potensi yang luar biasa. Kami akan segera menindaklanjuti pertemuan hari ini dengan diskusi dan survei teknis," kata Liu. Liu juga menyatakan komitmennya untuk melibatkan perusahaan lokal dan UMKM dalam investasi Foxconn. Hal ini sesuai dengan model bisnis Build, Operate, Localize (BOL) yang saat ini diterapkan Foxconn. "Kami tidak hanya akan merakit, tetapi kami ingin membangun keseluruhan industri untuk Indonesia di Indonesia," kata Liu. Didirikan pada 1974, Hon Hai Precision Industry (Foxconn) adalah perusahaan kontrak manufaktur, terutama komponen dan produk elektronik. Perusahaan Taiwan ini juga telah beroperasi di negara-negara lain seperti Brasil, India, Jepang, Meksiko, dan Eropa. Foxconn lebih dikenal sebagai “pembuat produk-produk Apple”. Padahal, juga memproduksi berbagai merek terkemuka global seperti Google, Hewlett-Packard (HP), Intel, Dell, Amazon, Nintendo, Sony, dan Xiaomi. Khusus kerja sama produk skuter listrik roda dua, Foxconn akan menggandeng Gogoro yang telah berpengalaman dalam mengembangkan skuter listrik. CEO Gogoro, Horace Luke, meyakini bahwa mobilitas menggunakan kendaraan listrik adalah hal yang tak terhindarkan dan akan terjadi di dekade ini. Gogoro selaku pionir dalam penyediaan infrastruktur sistem pertukaran baterai di Taiwan dan kendaraan listrik roda dua, akan turut bekerja sama dalam melengkapi rencana investasi Foxconn. "Kami memulai di Taiwan dan melihat Indonesia sebagai tempat yang tepat untuk kami mengembangkan skuter listrik. Pengisian energi untuk skuter listrik kami bukan menggunakan teknologi charging, melainkan pertukaran baterai. Ini sangat tepat untuk digunakan di Indonesia," ujar Horace.