Aset Kripto RI Posisi Tujuh di Dunia

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 30 Oktober 2023 21:45 WIB
Pusat Penambangan Bitcoin (Foto: Reuters )
Pusat Penambangan Bitcoin (Foto: Reuters )

Jakarta, MI - Laporan Geography of Cryptocurrency tahun 2023 yang dirilis oleh Chainalysis menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-7 di dunia dalam hal kepemiikan aset kripto. Kepemilikan asset dimiliki oleh masyarakat umum (grassroot), berbeda dengan laporan tahun 2022 yang menempatkannya di posisi 20.

Laporan perusahaan analisis blokchain ini berdasarkan aktivitas on-chain, volume, paritas daya beli (PPP) per kapita, dan metrik lainnya. Laporan itu dapat memberikan gambaran umum tentang produktivitas ekonomi dan standar hidup suatu negara.

Menurut Isybel Harto, pendiri Aliansi Media Crypto Indonesia (AMCI), peningkatan peringkat di dunia menunjukkan bahwa kinerja kripto di Indonesia sangat baik.

"Hasilnya, Indonesia menduduki peringkat ke-13 dalam nilai yang diterima melalui layanan terpusat dan layanan terpusat ritel, peringkat ke-14 dalam volume perdagangan pertukaran peer-to-peer (P2P), dan peringkat kelima untuk nilai yang diterima melalui keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan protokol DeFi ritel," ujar Isybel kepada wartawan, Senin (30/10).

Dia mengatakan penghitungan indeks keseluruhan telah selesai pada paruh pertama tahun 2023, meskipun ada peningkatan adopsi kripto grassroot yang signifikan di Indonesia.

Para peneliti telah menghitung perubahan tahun ke tahun (YoY) negatif pada kuartal pertama dan kedua tahun 2023, meskipun terjadi peningkatan sejak akhir 2022. Namun sejak terjadinya insiden FTX berimbas pada  skor kripto saat ini yang masih jauh dari rekor tertinggi di kuartal kedua 2021. (Ran)