Kebakaran Smelter Nikel PT SMI, Tambah Catatan Buruk Program Hilirisasi!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 21 Januari 2024 21:00 WIB
Kebakaran smletre di PT Sulawesi Mining Investment atau PT SMI (Foto: MI/Repro)
Kebakaran smletre di PT Sulawesi Mining Investment atau PT SMI (Foto: MI/Repro)

Jakarta, MI - Kebakaran smelter nikel PT SMI berada di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jum'at (19/1).

Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengungkapkan kebakaran yang terjadi di fasilitas pengolahan hasil tambang (smelter) nikel milik PT Sulawesi Mining Investment (SMI) itu bukan karena ledakan tungku.

"Bukan ledakan, kalau menurut perusahaan kebakaran akibat lelehan terak logam," ujar Seto kepada wartawan, Sabtu (20/1).

Seto memastikan tidak ada korban jiwa dari insiden tersebut. Dari laporan yang ia dapat, korban dari kecelakaan kerja di SMI mengalami sesak nafas.

"Tidak ada korban jiwa. Ada dua orang yang sesak nafas yang sempat dibawa ke rumah sakit. Tapi, setelah itu mereka bisa pulang," jelas Seto.

Pihaknya pun akan akan mengirim tim ke lokasi kebakaran smelter PT SMI untuk mendalami penyebab kecelakaan."Saya lagi kirim tim untuk cek di lapangan situasi sebenarnya seperti apa," pungkas Seto.

Catatan Buruk Hilirisasi

Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto prihatin dan sangat menyayangkan kembali terjadi peristiwa tersebut, dimana kejadian ini menjadi ketiga kalinya insiden serupa di perusahaan tersebut.

"Ini menjadi kali ketiga terjadinya insiden di PT SMI. Menurut data dari LSM Trend Asia, dua insiden sebelumnya di PT SMI terjadi dari tahun 2017 dan 2018. Tentu saya sangat prihatin dan menyayangkan peristiwa serupa kembali terjadi," ujar Rofik, Sabtu (20/1).

Menurutnya, peristiwa ini menambah catatan buruk bagi program hilirisasi yang selama ini dipromosikan pemerintahan Jokowi. Mengingat selama ini banyak sekali kecelakaan yang terjadi di industri smelter. Paling tidak sudah ada 20 kali kecelakaan sepanjang tahun 2023 ini menurut Trend Asia.

"Kejadian meledaknya smelter PT SMI ini juga sangat ironis karena terjadi pada saat pemerintah masih belum usai dalam menyelidiki insiden ledakan smelter yang terjadi di pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dengan korban jiwa. PT ITSS ini juga beroperasi di komplek industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah, di mana PT SMI berada," bebernya.

Luhut Binsar Pandjaitan sendiri, kata dia, dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kepala Staf Umum TNI, Kapolda Sulawesi Tengah, Badan Pemelihara Keamanan Polri, dan pemangku kepentingan daerah, menyatakan akan bertindak tegas terhadap insiden yang terjadi di PT ITSS, bahkan sampai ke sanksi pidana apabila memang terbukti. 

Sayangnya, belum usai penyelidikan dan tindakan tegas terhadap PT ITSS, kejadian naas ledakan smelter PT SMI ini terjadi. Oleh karena itu politisi dari fraksi PKS ini minta Pemerintah bertindak cepat dan presisi untuk menyelidiki insiden PT SMI ini dan mengambil tindakan hukum yang tegas. 

Dia menegaskan, bahwa pemerintah harus serius karena ini sudah banyak jatuh korban. Rentetan kecelakaan yang terjadi ini merupakan alarm bahaya yang terang benderang bahwa banyak yang tidak beres dengan program hilirisasi ini.

"Pemerintah perlu mengevaluasi ulang program hilirisasi nikel yang sementara ini lebih banyak mudarat dari manfaatnya. Masyarakat banyak dirugikan berupa nilai tambah yang kecil, terjadinya kecelakaan dan korban jiwa, kerusakan lingkungan hidup dan juga cadangan nikel terus menipis," pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di tungku furnance 1 PT SMI di dalam Kawasan PT IMIP kemarin malam pukul 19.40 Waktu Indonesia Tengah. Kebakaran tersebut mengakibatkan dua karyawan SMI mengalami sesak napas.

Berdasarkan berdasarkan data diperoleh, keduanya merupakan operator house crane. Masing-masing adalah Asrina asal Desa Keurea dan Lesianita Tongku asal Desa Bahomakmur, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. (wan)