Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Bulu Mata dan Rambut Palsu di Purbalingga

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 28 Januari 2024 09:02 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo [Foto: Doc. MPR RI]
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo [Foto: Doc. MPR RI]
Purbalingga, MI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap industri bulu mata dan rambut palsu di Purbalingga, bisa kembali bangkit usai pandemi Covid-19. Terlebih, sejak puluhan tahun lalu industri Purbalingga, dikenal sebagai produsen bulu mata dan rambut palsu kedua terbesar di dunia.

Hal tersebut disampaikan, Bamsoet sapaan akrabnya, usai mengunjungi pabrik bulu mata dan rambut palsu PT Rosa Sejahtera Eyelashes hati ke-11, dalam kunjungan kerjanya ke Dapil-7 Jawa Tengah di Purbalingga, Minggu (28/1).

"Saat ini permintaan akan bulu mata dan rambut palsu di luar negeri menurun drastis. Penurunan pesanan rambut dan bulu mata palsu ini sudah mulai terasa di masa Covid-19," kat Bamsoet.

Dijelaskan Bamsoet, usai pandemi Covid-19, industri bulu mata dan rambut palsu Purbalingga yang baru akan bangkit, kembali dihantam oleh krisis global. Krisis global dan konflik geopolitik di Rusia-Ukraina, berpengaruh terhadap penurunan ekspor permintaan bulu mata dan rambut palsu.

"Imbas Covid-19 benar-benar menghantam berbagai industri di tanah air, akibat terjadinya banyak pembatasan yang membuat gerak perekonomian melambat dan melemah," tambahnya. 

Data dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga mencatat, hingga awal tahun 2024 sebanyak 4.147 buruh pabrik bulu mata dan rambut palsu di Kabupaten Purbalingga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara, pekerja yang terpaksa dirumahkan sebanyak 5.984 pekerja.

Pabrik bulu mata dan rambut palsu pertama di Purbalingga didirikan pada tahun 1950. Berlokasi Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari. Awalnya, pabrik tersebut hanya membuat sanggul. 

Kemudian berkembang membuat bulu mata dan rambut palsu. Proses pembuatan pun masih manual dengan menggunakan tangan. 

"Sejak tahun 2008 Purbalingga membangun diri sebagai pusat manufaktur bulu mata dan rambut palsu kedua di dunia setelah Gwangju Korea Selatan," jelasnya.

Bmsoet menambahkan, hingga akhir Januari 2024, tercatat setidaknya terdapat 39 pabrik rambut dan bulu mata palsu, yang menyerap total 38.863 tenaga kerja di Purbalingga. 

"Sebanyak 22 perusahaan rambut dan bulu mata palsu dimiliki oleh investor asing. Sisanya, sebanyak 17 pabrik milik investor dalam negeri," pungkas Bamsoet.