Anggaran Makan Siang Gratis Rp 450 T Diklaim Perbaiki Gizi 82 Juta Jiwa

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Agustus 2024 2 jam yang lalu
Uji coba program makan siang gratis di Aceh pada Maret 2024 (Foto: Istimewa)
Uji coba program makan siang gratis di Aceh pada Maret 2024 (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan program makanan bergizi gratis pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berupa sarapan dan makan siang. 

Total anggaran diperkirakan mencapai Rp450 triliun, namun bisa memperbaiki gizi 82 juta jiwa. Para target program tersebut adalah sekitar 30 juta anak pra sekolah, 48 juta anak sekolah, dan 4 juta orang ibu hamil.

“Biaya untuk menyelenggarakan program gratis untuk 82 juta jiwa setiap hari Rp450 triliun,” kata Hashim dalam sambutannya secara daring di Dialog Nasional Program Makanan Bergizi, Sabtu (3/8/2024). 

Dia mengklaim, program ini sudah dibahas oleh Prabowo sejak 2006, sebelum mendirikan Partai Gerindra. Hal ini didasarkan pada tingginya angka stunting di Indonesia saat itu yang mencapai 30%.

Target sasaran program makanan bergizi gratis ini, menurut Hashim, akan menampik seluruh tuduhan yang selama ini dilayangkan kepada Prabowo dan Gibran. Pemerintah selanjutnya diklaim akan membuktikan program yang awalnya bertajuk makan siang gratis tersebut bukan pemborosan anggaran negara.

Kata dia, Prabowo-Gibran melalui program tersebut tengah melakukan investasi sumber daya manusia. Kecukupan gizi pada anak-anak sejak dalam kandungan hingga usia sekolah dipercaya mampu meningkatkan kesehatan dan kecerdasan generasi bangsa.

Sebab, menurut Hashim, selama ini peringkat Indonesia dalam Program for International Student Assessment (PISA) selalu buruk. Sementara, Singapura dan Selandia Baru selalu menempati posisi teratas. 

Dengan demikian, pemerintah ke depannya juga berupaya untuk meningkatkan rasio penerimaan negara melalui pendapatan domestik bruto (PDB), yang salah satunya bertujuan untuk mendanai program tersebut. 

Sebab, kata Hashim, penerimaan negara Indonesia terhadap PDB pada tahun depan diproyeksikan hanya 12,7%. Angka ini jauh di bawah Kambona dan Vietnam yang masing-masing 18% dan 23%.  

“Indonesia 5% di bawah Kamboja, kalau kita sama seperti Kamboja, kita bisa dapat 5% penerimaan negara setiap tahun, berarti US$75 miliar, kurang lebih Rp1.200 triliun, kita bisa bayar seluruh anggaran biaya untuk menyelenggarakan program gratis untuk 82 juta Rp450 triliun,” tandasnya.