Harga CPO Terjun Bebas, Turun Lebih dari 2 Persen

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 27 Februari 2025 17:38 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Ist)
Kelapa Sawit (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mengalami penurunan tajam pada Kamis (27/2/2025), menghentikan reli kenaikan selama dua hari terakhir di tengah sentimen negatif dari para analis industri.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 16.41 WIB, kontrak berjangka Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives melemah 2,52 persen ke level MYR 4.491 per ton.

Menurut laporan Trading Economics, sejumlah analis dalam konferensi di Kuala Lumpur mengungkapkan bahwa pemulihan produksi serta penurunan impor dari negara-negara sensitif terhadap suku bunga berpotensi menekan harga lebih dalam. 

Hal tersebut juga mempersempit selisih harga minyak sawit dibandingkan minyak nabati lainnya, meskipun Indonesia sebagai produsen utama terus meningkatkan produksi biodiesel.

Di India, negara pembeli terbesar, impor minyak sawit pada tahun pemasaran 2024/2025 yang berakhir Oktober 2025 diperkirakan turun menjadi 7,5 juta ton metrik, level terendah dalam lima tahun, menurut Solvent Extractors' Association of India.

Sementara itu, data ekspor dari lembaga survei kargo menunjukkan hasil beragam. Intertek melaporkan pengiriman minyak sawit Malaysia turun 2,7 persen pada periode 1-25 Februari, sedangkan AmSpec Agri Malaysia mencatat kenaikan 1,2 persen secara bulanan.

Penurunan harga yang lebih dalam tertahan oleh perkiraan resmi yang menyebutkan bahwa stok minyak sawit Malaysia dapat menyusut hingga 1,5 juta metrik ton pada akhir Februari, level terendah dalam hampir dua tahun. Kondisi ini dipengaruhi oleh produksi yang terganggu akibat banjir serta meningkatnya permintaan menjelang Ramadan.

Harga Premium CPO Tekan Permintaan Global

Harga minyak sawit premium yang bertahan tinggi selama hampir sembilan bulan mulai melemahkan permintaan dari negara-negara pengimpor utama di pasar global.

CEO SD Guthrie International, Shariman Alwani Mohamed Nordin, dalam sebuah acara industri pada Selasa (25/2/2025), menyampaikan bahwa selisih harga minyak sawit yang lebih tinggi dibandingkan minyak kedelai telah bertahan cukup lama, dan ini mulai berdampak pada permintaan.

Di sisi lain, pertumbuhan produksi minyak sawit Indonesia mengalami perlambatan akibat semakin banyaknya pohon yang menua. Hal ini diungkapkan oleh Executive Chairman Kuala Lumpur Kepong Berhad (KLK), Lee Oi Hian.

Topik:

kelapa-sawit minyak-sawit-mentah cpo harga-cpo