"Harun Masiku Tak Kaya, Hidup Biasa Saja, Lawyer Tak Laris, Tapi Sembunyi Lama Banget"

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Januari 2024 01:19 WIB
Baliho tangkap Harun Masiku (Foto: MI/AT)
Baliho tangkap Harun Masiku (Foto: MI/AT)

Jakarta, MI -  Harun Masiku, tidak punya duit, tidak kaya, hidupnya biasa-biasa saja hingga jadi lawyer tapi tak laris, tapi sembunyinya lama banget, kata Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman yang heran dengan tersangka kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024 itu tak kunjung ditangkap Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK).

"Analisis dan keyakinan saya karena Harun Masiku itu sepengetahuan saya tidak punya duit, tidak kayalah, hidupnya biasa-biasa saja. Jadi lawyer tidak laris, terus dulu kerja hanya legalnya bank, terus kemudian jadi tenaga ahli DPR, itu nggak banyak uangnya dan dari sisi itu dia tidak akan mampu sembunyi lama-lama karena juga tidak punya famili yang kaya juga gitu," kata Boyamin Saiman, Selasa (2/1).

Tak hanya itu saja, karena batang hidung Harun Masiku tak kunjung nongol di KPK, Boy sapaanya menduga dia telah ditelan bumi. "Dengan tidak tertangkapnya hingga saat ini, maka menurut saya itu sudah meninggal," menurut Boy.

Di lain sisi, Boy menyebut isu penangkapan KPK hanya gimik, permainan kata-kata dan retorika belaka.  "Hanya gimik saja, hanya permainan kata-kata dan retorika aja dan sepanjang yang terjadi ini hanya terkesan seakan-akan masih memburu Harun Masiku gitu," tukas Boy.

Sebagai informasi, bahwa perkara ini bermula ketika caleg PDIP Dapil Sumatera Selatan I Nazarudin Kiemas meninggal. KPU memutuskan perolehan suara Nazarudin, yang merupakan suara mayoritas di dapil tersebut, dialihkan ke caleg PDIP lainnya, Riezky Aprilia.

Meski begitu, Rapat Pleno PDIP menginginkan agar Harun Masiku yang dipilih menggantikan Nazarudin. PDIP sempat mengajukan fatwa ke Mahkamah Agung (MA). 

Mereka juga menyurati KPU agar melantik Harun. Meski begitu, KPU bersikeras dengan keputusannya melantik Riezky. Uang suap yang diberikan kepada Wahyu Setiawan diduga untuk mengubah keputusan KPU tersebut.

KPK kemudian melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 8 Januari 2020. Ada delapan orang yang ditangkap dalam operasi senyap itu. Empat orang kemudian ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Harun Masiku dan Wahyu Setiawan. Dua tersangka lainnya yaitu eks Anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, dan kader PDIP Saeful Bahri.

Advokat PDIP Donny Tri Istiqomah menyebut Hasto mengetahui upaya pergantian ini. Terdakwa pemberi suap, Saeful Bahri, juga diketahui sebelumnya merupakan staf Hasto. Bahkan, Wahyu Setiawan juga pernah berjanji membuka dugaan keterlibatan Hasto.

Disaat para tersangka telah dihukum, Harun Masiku hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya. 

Ditjen Imigrasi sempat menyebut calon anggota DPR dari PDI-P pada Pileg 2019 melalui dapil Sumatera Selatan I dengan nomor urut 6 itu terbang ke Singapura pada 6 Januari 2020, atau 2 hari sebelum KPK melancarkan OTT dan belum kembali. 

Pada 16 Januari 2020, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang juga politikus PDI-P, Yasonna Hamonangan Laoly, menyatakan Harun belum kembali ke Indonesia. Tim penyidik KPK terakhir kali mendeteksi keberadaan Harun di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan.

Padahal, pemberitaan media nasional menyatakan Harun telah kembali ke Indonesia pada 7 Januari 2020. Sosoknya tertangkap kamera CCTV di Bandara Soekarno-Hatta. 

Setelah ramai pemberitaan mengenai kembalinya Harun ke Indonesia, belakangan Imigrasi meralat informasi dan menyatakan Harun telah kembali ke Indonesia. 

KPK kemudian menetapkan Harun Masiku sebagai buronan atau masuk dalam daftar pencarian orang sejak 29 Januari 2020.

Belakangan, Kepala Divisi (Kadiv) Hubungan Internasional (Hubinter) Polri Irjen Pol Khrisna Murti menduga Harun Masiku ada di Indonesia. 

Hal itu diungkap Khrisna Murti berdasarkan data perlintasan Harun Masiku yang pernah ke luar negeri dan sudah kembali ke Indonesia. “Ada data perlintasannya yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan ada di dalam negeri. Jadi rumor-rumor yang beredar seperti itu, ya kami sampaikan,” kata Khrisna Murti usai koordinasi dengan KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (7/8).

Meskipun mendeteksi Harun Masiku ada di Indonesia, Khrisna Murti memastikan bahwa pihaknya tidak akan berhenti mencari keberadaan buronan kelas kakap tersebut di luar negeri. 

"Tapi kami tidak menghentikan pencarian terhadap yang bersangkutan di luar negeri," tegas Khrisna. 

Namun dia masih belum membeberkan lebih detail soal data perlintasan Harun Masiku. Tapi, ia memastikan bahwa ada data perlintasan yang menunjukkan bahwa Harun Masiku sempat pergi ke luar negeri dan telah kembali ke Indonesia. 

"Jadi setelah dia (Harun Masiku) keluar, dia balik lagi ke dalam. Jadi dia sebenarnya bersembunyi di dalam tidak seperti rumor. Tapi kita juga tidak menghentikan pencarian dari yang bersangkutan di luar," tukasnya.