Erupsi Gunung Ruang Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi Sulut

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 22 April 2024 12:35 WIB
Aktivitas Gujung Ruang kembali mengeluarkan abu vulkanik, di Sitaro. (Foto: Antara)
Aktivitas Gujung Ruang kembali mengeluarkan abu vulkanik, di Sitaro. (Foto: Antara)

Manado, MI - Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Joy Tulung mengatakan erupsi Gunung Ruang di Tagulandang berdampak pada pertumbuhan ekonomi (PE) Sulawesi Utara (Sulut).

"Erupsi Gunung Ruang tentunya berdampak pada perekonomian, bukan hanya kerugian dari segi materil yang terjadi tetapi juga akibat yang lain," ujar Joy, di Manado, Senin (22/4/2024).

Dia mengatakan selain kerugian materil, yang lainnya, seperti yang terjadi sekarang ini yaitu ditutupnya bandara Sam Ratulangi untuk beberapa hari. Ia mengatakan, selain itu berhentinya sementara beberapa perusahaan, dan aktivitas perbankan.

Estimasi kerugian sementara memang belum dihitung, tapi sudah bisa dibayangkan, belum termasuk kerugian di subsektor perikanan, pariwisata, infrastruktur, jasa transportasi dll. 

Selain itu, katanya, erupsi Gunung Ruang menyebabkan banyak masyarakat di wilayah bencana masih harus mengungsi. Diperkirakan akan ada potensi kredit macet bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dia mengatakan berharap bencana ini cepat berlalu, sehingga kerugian tidak semakin banyak.

Gunung Ruang erupsi sejak 16 April 2024 sore hari setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan. Pada hari yang sama, status gunung tersebut berubah sampai tiga kali, dari Normal ke Waspada, Siaga, dan Awas.

Pada periode 1-17 April 2024, PVMBG mencatat jumlah kegempaan di Gunung Ruang sebanyak 1.439 kali gempa vulkanik dalam, 569 kali gempa vulkanik dangkal, enam kali gempa tektonik lokal, dan 167 kali gempa tektonik jauh. (AM)