Benarkah Stres Bisa Menyebabkan Diabetes?

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 23 September 2023 06:00 WIB
Jakarta, MI - Stres merupakan reaksi normal yang dapat menimbulkan berbagai efek fisik dan mental, termasuk peningkatan kadar glukosa darah. Stres sendiri tidak menyebabkan diabetes, namun terdapat beberapa bukti bahwa stres yang berlebihan dan kronis dapat meningkatkan risiko terkena kondisi tersebut. Mengalami stres juga dapat membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih menantang, dan menderita diabetes dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres. Lantas apa hubungan antara stres dan diabetes dan bagaimana keduanya saling mempengaruhi? Simak penjelasan berikut ini, dikutip dari Verywell Mind. Hubungan antara Stres dan Diabetes Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang mengalami stres memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes. Faktor stres yang terkait dengan peningkatan risiko diabetes meliputi amarah, tekanan emosional, masalah tidur, peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, pengalaman traumatis, dan stres terkait pekerjaan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan stres dan diabetes. 1. Hormon Stres menyebabkan pelepasan hormon adrenalin dan kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Bukti menunjukkan bahwa tingkat stres yang dirasakan merupakan faktor risiko yang signifikan untuk diabetes tipe 2. 2. Faktor Gaya Hidup Selain efek neuroendokrin langsung dari stres terhadap peningkatan risiko diabetes, tingkat stres yang tinggi juga dapat dikaitkan secara tidak langsung dengan timbulnya diabetes. Orang dengan tingkat stres yang lebih tinggi juga cenderung melakukan perilaku lain yang terkait dengan diabetes, termasuk pola makan yang buruk, mengonsumsi alkohol dalam jumlah tinggi, dan merokok. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa orang yang stres cenderung tidak berolahraga secara teratur, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan masalah metabolisme lainnya. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes meliputi: Usia Sejarah keluarga Diabetes gestasional Tekanan darah tinggi Ketidakaktifan fisik Sindrom ovarium polikistik (PCOS) Berat Bagi penderita diabetes, masa-masa awal belajar mengelola kondisinya bisa sangat menegangkan. Memperhatikan dengan cermat apa yang Anda makan, memeriksa kadar gula darah, dan memberikan suntikan insulin dapat menjadi tantangan dan dapat meningkatkan tingkat stres. Komplikasi Stres dan Diabetes Pada individu yang sudah menderita diabetes, pelepasan hormon stres dapat menyebabkan fluktuasi gula darah sehingga membuat pengendalian kondisi menjadi lebih sulit. Stres bisa menjadi pemicu umum terjadinya episode gula darah tinggi dan rendah. Penting untuk dicatat bahwa bahkan stres yang "baik" pun dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Stres mental dan fisik, seperti mengkhawatirkan pekerjaan atau sakit, dapat menimbulkan stres negatif. Namun peristiwa positif atau menarik sekalipun, seperti menaiki roller coaster atau memenangkan penghargaan, dapat menimbulkan stres pada pikiran dan tubuh Anda. Stres juga dapat berdampak buruk terhadap hasil kesehatan terkait diabetes lainnya. Misalnya, orang dengan tingkat stres yang lebih tinggi cenderung memiliki kesehatan emosional dan fisik yang lebih buruk. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami stres kronis dan memiliki keterampilan mengatasi stres yang buruk cenderung tidak mampu mengelola diabetesnya secara efektif. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi terkait diabetes, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, kerusakan saraf, dan masalah kaki. Kapan harus menemui Dokter? Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda mengalami peningkatan rasa haus, buang air kecil, dan kelelahan, atau jika Anda melihat perubahan mendadak pada kadar gula darah Anda, karena ini mungkin merupakan gejala diabetes. Anda harus menghubungi 911 atau pergi ke unit gawat darurat jika Anda mengalami gejala seperti kebingungan, pusing, disorientasi, atau kejang. Diagnosis Stres dan Diabetes Jika Anda curiga Anda menderita diabetes, bicarakan dengan dokter Anda. Mereka mungkin akan menanyakan gejala dan riwayat keluarga Anda untuk mendiagnosis kondisi Anda. Mereka mungkin juga memesan tes gula darah puasa atau tes Hemoglobin A1C, yang mengukur rata-rata kadar gula darah Anda selama dua hingga tiga bulan terakhir. Jika Anda sudah mengelola diabetes dan berpikir stres dapat berdampak buruk pada kondisi Anda, cobalah untuk mengidentifikasi pemicu stres Anda dan temukan mekanisme penanggulangan yang sehat. Bicaralah dengan dokter Anda jika kadar gula darah Anda terus berfluktuasi atau jika Anda kesulitan mengendalikan diabetes. Anda juga harus berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa kesulitan mengelola stres. Stres bukanlah gangguan mental, namun mungkin berhubungan dengan kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, yang mungkin berkontribusi terhadap gejala lain.

Topik:

Diabetes Stres