Diduga Jadi Korban Mafia Tanah, Warga Menangis Histeris di Depan PN Bekasi 

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 17 Maret 2021 16:21 WIB
Monitorindonesia.com Puluhan warga Jatikarya, Jatisampurna, kembali mendatangi gedung Pengadilan Negeri Kota Bekasi, Selasa (16/3/2021). Kedatangan mereka untuk menuntut keadilan atas tanah mereka yang diduga diserobot oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka mengaku jadi korban mafia tanah dan seolah-olah dipermainkan aparat penegak hukum. Beberapa pendemo yang rata-rata ibu-ibu tersebut menangis histeris, ketika aksi demonstrasi berlangsung. Terlihat juga, beberapa pendemo geram oleh Pengadilan Negeri, sebab sudah berpuluh-puluh tahun tidak dapat diselesaikan akibat peran mafia tanah. “Terkait dengan aksi unjuk rasa hari ini, karena kemarin kami mendapat informasi bahwa orang yang sudah perkaranya sampai PK tidak diterima, akan mengajukan PK kedua,” ujar Kuasa Hukum warga Jatikarya, Dani Bahdani, kepada awak media. Dani, menuturkan bahwa jika mengacu pada Perma nomor 10 tahun 2009, Dasarnya bilamana jika ada 2 putusan pada objek yang sama yang saling bertentangan. “Saat ini sudah tidak ada lagi dua putusan di atas objek yang sama, putusan hanya satu yaitu putusan nomor 218 PK 2008 tanggal 28 November 2008 dan itupun sudah dipertegas dengan putusan PK kedua,” tegasnya. Hal tersebut sudah dipertas dengan PK kedua dengan Perkara nomor 815 PK PDT 2018 bahwa di dalam pertimbangan hukumnya bahwa majelis hakim menyatakan dalam perkara yang timbul pada perkara nomor 218, maka dinyatakan Ne Bis in Idem. “Kalau sekarang ada lagi orang yang mengajukan PK kedua, dengan alasan yang tidak jelas, sama juga ini tidak ada suatu kepastian hukum,” terangnya. Warga melalui kuasa hukum berharap bahwa Pengadilan Negeri Kota Bekasi dapat bersikap adil. Dugaan mafia tanah yang menyerobot tanah warga yang diduga dilakukan oleh seseorang bernama Anton Reynaldi Hartono dapat segera diproses dengan cermat oleh PN Kota Bekasi. “Jelas kalau ke arah sana seharusnya melihat bukti-bukti yang ada, dia layak untuk ditangkap,” ucapnya. Terkait dengan dugaan pemalsuan sudah dilakukan oleh kuasa hukum ke Polres Metro Bekasi Kota. Bukan hanya itu, adanya oknum yang menerima uang 300 juta pun diharapkan mendapat perhatian dan tindakan. Massa melakukan orasi di depan gedung Pengadilan Negeri dan diterima oleh pejabat PN untuk melakukan mediasi. Hasil mediasi sendiri belum menemukan kata mufakat dan tidak memuaskan para pengunjuk rasa. Para pengunjuk rasa berjanji akan kembali lagi ke pengadilan jika tuntutannya tidak dipenuhi terkait dengan kepastian hukum. (tak) Foto: demo ibu2

Topik:

-

Berita Sebelumnya

Tangkap 6 Orang, Polisi Selamatkan Rp 12,5 M

Berita Selanjutnya

Polres Soetta Cegah 6 Dari 7 Pelaku Pemalsuan Materai

Berita Terkait

Hukum
Ketua KPK RI Setyo Budianto (Foto: Dok MI/Adelio Pratma)

Ketua KPK Dituding Pasang Badan untuk Geng SOP di Kasus Whoosh

32 menit yang lalu

Hukum
Paulus Tanos (Foto: Dok MI)

Buronan Pualus Tannos Masih Melawan KPK

1 jam yang lalu

Ekonomi
PT Indofarma (INAF) (Persero) Tbk. (Foto: Istimewa)

Keuangan Tertekan, INAF Masih Catat Rugi Rp127 Miliar

1 jam yang lalu

Ekonomi
Indeks Harga Saham Gabungan (Foto: Ist)

Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, 3 November 2025

1 jam yang lalu

Nasional
Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah (Dok.MI)

Dua Kerangka Ditemukan di Kwitang, Gus Abduh Minta Polisi Usut Tuntas dan Transparan

1 jam yang lalu

Ekonomi
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saksono (Foto: Dok KKP)

KKP Setop Terminal Tambang Tanpa Izin di Papua

2 jam yang lalu