Proyek Waduk Cilangkap dan Munjul Sisakan Kerusakan Jalan, Yusmada Faizal Kemana Ya?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 13 Februari 2023 17:40 WIB
Jakarta, MI - Proyek Waduk Cilangkap dan Munjul yang sejak akhir 2022 lalu menjadi perhatian masyarakat khusunya DKI Jakarta. Pasalnya, selain pembangunan yang diduga sarat KKN dan penyimpangan SPEK (Spesifikasi Tehnis), dtengarai pula proyek ini tidak memperhitungkan matang segala aspek oleh perencana. Proyek yang berada ditengah-tengah pemukiman warga ini tidak memiliki akses kendaraan besar seperti truk dan traktor. Sehingga satu satunya akses hanya bisa dilalui dari Kawasan Balai Benih Induk (BBI) Agro Wisata Cilangkap. Pihak Pengelola BBI sejak awal protes ini kepihak Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta dan kontraktor PT. Arvirotech Konstruksi Indonesia. Sebab jalan dikawasan ini tidak dibangun untuk kemampuan dilintasi kendaraan besar dengan tonase tinggi. Namun oleh Dinas SDA dan kontraktornya berjanji kepada pihak pengelola kawasan BBI akan diperbaiki usai pekerjaan selesai. "Kawasan ini kan hanya dengan kekuatan menanggung beban berat sedang..Itu ada dua jenis jalan disini. Yang satunya dari Cor Beton sepanjang kurang lebih 400 meter lari dengan lebar 3 meter. Sedangkan sebagian lagi dari konblok ukuran sedang dengan ketebalan 8 cm", kata Iwan kepada Monitor Indonesia, Senin (13/2) Dari pantauan Monitor Indonesia dilapangan siang ini Senin 13/2 terlihat semua akses yang dilalui kendaraan proyek ini keliling kawasan wisata Agro nyaris rusak parah. Jalan cor terlihat terbelah sepanjang jalan. Begitu juga Castin castin pembatas jalan berserakan kedalam kebon yang sebagian menimpa tanaman. Hal yang sama terlihat kerusakan lebih parah sepanjang jalan konblok hingga membentuk kubangan. Iwan Indryanto, selaku Kepala BBI Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa, dikawasan ini nyaris semua jalan rusak akibat proyek Waduk Cilangkap dan Waduk Munjul. Dari arah kiri menuju Waduk Cilangkap kurang lebih 250 meter rusak parah. Dari arah kanan melewati Hidroponik kurang lebih 400 meter juga sama rusaknya. "Sejak awal dimulainya proyek tersebut sudah kami protes, tapi dijanjikan pihak SDA dan Kontraktornya akan diperbaiki usai pekerjaan selesai. Namun seperti yang bapak lihat hingga hari ini tidak juga diperbaiki," kata Iwan kepada Monitor Indonesia, Senin (13/2). Saat disinggung soal berapa kerugian yang diderita Pemda akibat kerusakan tersebut. Iwan memperkirakan, kurang lebih Rp 1 miliar. "Kan sekarang semua serba mahal bahan bahan. Itupun perkiraan pembiayaan waktu dulu dibangun ya. Mungkin kalau dihitung dengan harga sekarang ini pasti lebih besar dari itulah," jelasnya. Sejuah ini, pihaknya sudah mempertanyakan hal tersebut ke Dinas Suber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, soal kelanjutan proyek tersebut. "Saya bilang ke depan kemungkinan kita tidak akan berikan akses lagi dari sini," katanya. Yusmada Faizal Masih Bungkam Sementara itu, Yusmada Faizal Kepala Dinas SDA DKI Jakarta yang dimintai keterangannya hari ini belum memberikan jawaban. Sebagaimana diketahui proyek ini sebelumnya sudah dipublikasi Monitor Indonesia hingga akhirnya dilaporkan pihak LSM ke Kejati DKI Jakarta. Kemudian pihak Kejati pun merespon dengan menelisik dugaan KKN yang disinyalir kuat terjadi diproyek ini. Sebelumnya, LSM GAMITRA melaporkan pembangunan waduk Munjul dan Cilangkap yang ditengarai adanya dugaan praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Jum’at (6/1). Menurut Ketua Harian LSM GAMITRA, Alberto Moravia, bahwa pembangunan ini pantas dan patut dibongkar penegak hukum. “Laporan kami sudah diterima, kami menaruh harapan besar ditangan Kajati, Pak Reda dan jajarannya agar membongkar misteri pembangunan strategis penangkal banjir ini,” kata Alberto kepada Monitor Indonesia. Hingga terakhir kemarin, lanjut dia, pihaknya memonitor dilapangan masih terus dikerjakan kontraktor PT Arvirotech Konstruksi Indonesia. “Kami gak paham kekebalan hukum Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta ini seperti apa hingga tak pernah menggubris masyarakat,” kata Alberto. “Semua analisa kami telah kami tuangkan dalam laporan singkat kami ke Kejaksaan Tinggi. Kami sangat percaya dengan pak Kajati mampu dan segera mengusut ini agar semuanya transpara,” sambungnya. Kondisi yang sama juga sesuai dengan pantauan Monitor Indonesia, baru-baru ini dilapangan yang masih terus menggeliat pekerja. Sebagaimana dua kali sebelumnya sudah diturunkan laporan reportase yang juga tak kunjung direspon Kepada Dinas SDA DKI Jakarta, Yusmada Faisal pemilik kekayaan Rp 16 miliaran itu. Begitu juga pihak kontraktornya atas nama Dedi mengambil sikap kompak sama dengan Yusmada yang bungkam alias diam seribu bahasa. Sementara itu, Kajati DKI Jakarta, Reda Manthovani telah mendelegasikan kepada Asintel Kejati DKI Jakarta, Setiawan Budi Cahyo. Namun karena dengan kesibukannya hari ini, maka dijadwalkan hari Senin depan. “Senin depan ya pak, lagi ada giat ini” kata Budi sapaan akrabnya. Untuk diketahui Proyek strategis penanggulangan Banjir Ibukota ini didanai dari pemerintah pusat lewat dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional). Namun disayangkan Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal melaksanakan pekerjaan besar ini tidak seperti anggaran pemerintah umumnya yang dilelangkan terbuka. Bau aroma KKN sangat terasa dalam pekerjaan ini. Karena selain prosesnya yang tertutup. Kedua duanya pun dikerjakan satu perusahaan. Namun hasilnya tidak memuaskan. Faktanya hingga tutup buku anggaran tahun 2022 proyek ini tidak selesai bahkan masih jauh dari kepantasan. (Sabam Pakpahan) #Yusmada Faizal #Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Yusmada Faizal