Atraksi Silat Ewa Wuna di Taman Ismail Marzuki Jakarta

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 17 September 2023 23:13 WIB
Jakarta, MI - Silat Ewa Wuna merupakan seni bela diri silat dengan teknik yang khas Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Silat ini menjadi bagian dari seni tari yang dikembangkan dari generasi ke generasi. Silat Ewa Wuna, pada hari ini, Minggu (17/9) diatrasikan dalam acara Sarasehan Budaya Muna di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Acara ini turut dihadiri oleh eks Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Ode Ida dan lainnya. "Sarasehan budaya muna salah satu tujuannya adalah budaya muna harus diwariskan kepada generasi muda di Muna," kata La Ode Ida. [caption id="attachment_566453" align="alignnone" width="1600"] La Ode Ida saat memberikan sambutan (Foto: Doc MI)[/caption] Adapun salah satu putra daerah dari Kabupaten Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara (Sultra), Syawaludin memperagakan silat Ewa Wuna ini dengan semangat dan penuh kehati-hatian. [caption id="attachment_566455" align="alignnone" width="720"] Syawaludin saat atraksi silat Ewa Wuna (Foto: Doc MI)[/caption] Syawaludin mengaku senang ikut terlibat dalam acara ini. "Saya merasa senang, meski kita di perantauan, tetapi kita tidak akan pernah melupakan silat tradisional khas masyarakat suku Wuna ini," kata lulusan ilmu komputer ini. Menurut Awal sapaan akrabnya, bahwa Ewa Wuna ini memadukan antara gerakan seni dan bela diri. "Perlu kehatian-hatian sih memperagakan silat ewa wuna ini, solanya kita menggunakan juga parang atau golok yang tajam pula. Sudah mayoritas juga kami dibekali ewa wuna ini. Bahkan ewa wuna kerap diatrasikan dalam acara-acara pernikahan, khitanan dan acara lainnya," ungkapnya. [caption id="attachment_566454" align="alignnone" width="1600"] Suasana acara Sarasehan Budaya Muna[/caption] Untuk diketahui Ewa Wuna merupakan salah satu kekayaan budaya yang tidak hanya memiliki nilai-nilai historis melainkan juga terkandung spirit, kearifan lokal, bahkan sikap hidup. Silat khas Muna ini memadukan antara gerakan seni dan bela diri. Dalam praktiknya, Ewa Wuna dapat menggunakan senjata, berupa keris, parang, tombak, ataupun hanya tangan kosong. Permainan ini diiringi oleh musik rambu Wuna. Seluruh pemain berusaha saling menyerang akan tetapi terhalang oleh seorang pemain petombi (pemegang bendera) sehingga seluruh pemain terhindar dari bahaya. Di zaman dahulu Ewa Wuna telah dipelajari orang-orang tertentu sebagai pembelaan atau pertahanan kerajaan jika terjadi serangan dari luar. Pada saat ini Ewa Wuna sudah populer sebagai tradisi yang dipertunjukkan saat ada pesta adat atau penyambutan tamu. (An)