Puluhan Bangkai Bus TransJakarta di Terminal Pulo Gebang Hilang, DPRD Minta Dishub Tanggung Jawab

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Mei 2024 20:23 WIB
Bangkai Bus TransJakarta di Pulo Gebang (Foto: Dok MI/Aswan)
Bangkai Bus TransJakarta di Pulo Gebang (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI - Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Eneng Malianasari mempertanyakan, sistem keamanan Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur (Jaktim).

Pasalnya, dikabarkan sebanyak 36 unit bangkai Bus TransJakarta hilang di terminal kelas A itu.

“Terminal ini merupakan salah satu terminal yang paling bagus. Tapi, sayangnya terminal ini tidak aman," kata Eneng kepada wartawan, Senin (20/5/2024).

"Jadi saya masih belum bisa membayangkan bagaimana 36 bus single transjakarta itu bisa hilang dari terminal ini,” tambahnya.

Pun, dia menyoroti Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta yang tak pernah melapor kepada Komisi C perihal hilangnya bus tersebut. 

Maka dari itu, Eneng meminta Dishub segera klarifikasi dan tanggung jawab atas persoalan yang terjadi sejak tiga tahun lalu itu.

“Status hilangnya tahun 2021. Setau saya di Komisi C tidak pernah ada laporan 36 unit bus ini hilang".

"Siapa yang bertanggungjawab dengan peristiwa itu? Apakah itu hilang atau dihilangkan?,” tanya Eneng.

Menurut Eneng, 36 unit bus yang hilang itu merupakan bagian dari 417 yang rencananya akan dihapus dari daftar aset Pemprov DKI Jakarta dan dilelang.

Padahal, terdapat kurang lebih 25 petugas Dinas Perhubungan yang berada di terminal setiap hari.

“Apakah dengan banyaknya petugas Dishub yang bertugas di terminal ini tidak bisa mengawasi?" tanyanya.

"Karena yang hilang ini adalah aset negara yang nilainya lebih dari Rp50 miliar,” imbuh Eneng.

Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, Rasyidi, melihat secara langsung kondisi Bus Transjakarta, yang sudah tidak layak beroperasi itu pada Rabu (15/5/2024).

Sebab, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, berencana mengalihkan ratusan bus tak layak pakai itu, kepada pihak lain.

“Hari ini kita meninjau kondisi bus yang rusak, yang katanya mau dipindahtangankan ke pihak lain. Kita cek langsung itu kondisinya,” kata Rasyidi di lokasi.

Nantinya, hasil pengecekan akan dilaporkan kepada pimpinan DPRD DKI, untuk menentukan langkah selanjutnya. 

“Di sini ada 44 unit dari total 417 unit. Sisanya ada di beberapa pol. Kita ngecek fisik kendaraan-kendaraan Bus Transjakarta, yang rusak atau tidak layak jalan". 

"Setelah itu kita laporkan ke pimpinan DPRD,” kata Rasyidi.

Adapun Bus tersebut merupakan hasil pengadaan tahun 2004, dan merupakan generasi pertama bus Transjakarta. 

Dahulu bus-bus tersebut beroperasi di Koridor 1, yang menghubungkan Blok M – Kota. 

Sempat ditarik karena menua, bus-bus tersebut digunakan sebagai angkutan malam hari (Amari), yang beroperasi di Koridor 1.