Jika BBM Tak Dinaikkan Negara Kesulitan, Said Didu Bilang yang Membuat Sulit Itu Pengutang Tanpa Terkendali!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 19 Juli 2022 19:40 WIB
Jakarta, MI - Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menyoroti pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko soal harga jual BBM jika tidak dinaikkan, pemerintah akan mengalami kesulitan karena memiliki tanggungan cukup besar untuk menyubsidi BBM. Pasalnya, sampai saat ini pemerintah masih menanggung beban subsidi cukup besar untuk bahan bakar minyak alias BBM bagi masyarakat. Menurut Said Didu, hal yang membuat sulit masyarakat Indonesia saat ini adalah akibat dari utang negara yang makin membengkak. "Yang buat kesulitan adalah yang menambah utang tanpa terkendali sehingga dana habis untuk bayar utang, akibatnya kekurangan dana untuk subsidi," kata Said melalui tweetnya seperti dikutip Monitorindonesia.com, Selasa (19/7) malam. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebelumnya mengatakan, jika harga jual BBM tidak dinaikkan, pemerintah yang malah akan mengalami kesulitan karena memiliki tanggungan cukup besar untuk menyubsidi BBM. "Kita sekarang menghadapi situasi yang tidak enak, yakni persoalan energi," kata Moeldoko dalam sebuah acara seminar belum lama ini. "Mau (harga BBM) dinaikkan masyarakat lagi sulit. Tidak dinaikkan negara kesulitan. Karena untuk subsidinya (ke harga BBM) itu luar biasa," kata Moeldoko. Knaikan harga minyak mentah di dunia berpengaruh pada APBN. Terlebih, dalam perhitungan sebelumnya, kenaikan harga minyak dunia diproyeksikan tak sampai 70 dolar AS per barrel. Namun, pada kenyataannya, menurut Moeldoko, proyeksi tersebut meleset. Saat ini, harga jual minyak mentah dunia sudah lebih dari 100 dolar AS per barrel. Dengan demikian, kata Moeldoko, dana dari APBN yang digunakan untuk menyubsidi BBM agar harganya tetap murah di masyarakat, menjadi sangat besar. [Ode]

Topik:

BBM