Evakuasi Bangkai Pesawat Super Tucano Terkendala Cuaca Buruk, Ditargetkan Tuntas 1 Minggu

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 20 November 2023 09:05 WIB
Warga berada di dekat bangkai pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU [Foto: Ant]
Warga berada di dekat bangkai pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU [Foto: Ant]

Jakarta, MI - Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengungkapkan, kendala evakuasi pesawat tempur TNI AU yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11) lalu. 

Agung mengaku, evakuasi sedikit terhambat lantaran cuaca buruk dan lokasi jatuhnya di ketinggian 1.500 mdpl. Karena itu, TNI AU tak mengerahkan helikopter dalam proses evakuasi. 

"Pesawat dipotong-potong beberapa bagian. Agar mudah diangkut melalui jalan darat, karena jalan udara dengan helikopter tidak menjadi opsi," kata Agung, Senin (20/11).

Terlepas dari kesulitan itu, Agung memperkirakan proses angkut bangkai pesawat menuju Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, rampung dalam waktu sepekan ke depan.

"Diharapkan, dalam waktu seminggu ke depan sudah bisa diangkut seluruhnya," ujarnya. 

Pada Jumat (17/11), tim investigasi dari Pusat Kelaikan dan Keselamatan Terbang Kerja TNI AU (Puslaiklambangjaau), bersama Skadron Teknik (Skatek) Lanud Abdulrachman tiba di lokasi kecelakaan.

Di sana, kata dia, tim sudah mengamankan data-data. Termasuk perangkat VDR/NCDC (video data recorder/network centric data cartridge), dari dua pesawat tersebut.

Perangkat-perangkat itu menyimpan data-data teknis pesawat. Sekaligus rekaman video sekitar saat terbang.

Meski begitu, Agung mengatakan tim investigasi membutuhkan waktu untuk mendapatkan data lengkap dari semua perangkat. Termasuk yang memuat data teknis pesawat (flight data recorder).

"Meskipun NCDC bisa dibaca, tetapi khusus flight recorder dari pesawat harus dikirim terlebih dahulu ke luar negeri untuk dibaca. Untuk itu, kita perlu waktu untuk menganalisis karena harus dikirim dulu," jelasnya.

Pesawat tempur EMB-314 Super Tucano TNI AU dibuat oleh Embraer Brazil. Pesawat itu berjenis latih lanjut berkemampuan COIN (counter-insurgency) atau anti-perang gerilya.

Sebelum jatuh di lereng Gunung Bromo, pesawat diklaim dalam kondisi baik. [Rl/Ant]