Demokrat Soroti Sektor Maritim Indonesia

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 26 November 2023 15:33 WIB
Kepulauan Wayag, Kabupaten Raja Ampat (Foto: Dhanis/MI)
Kepulauan Wayag, Kabupaten Raja Ampat (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Santoso, menyoroti soal kondisi laut Indonesia saat ini yang tak banyak dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk membangun teknologi maritim. 

"Persoalan laut di Indonesia bukan banyak soal ikan yang ada di dalamnya, tapi juga soal pemanfaatan ruang di atas laut yang belum menjadi nilai potensi untuk membangun teknologi maritim," kata Santoso kepada Monitorindonesia.com, Minggu (26/11).

Anggota Komisi III DPR RI itu juga membandingkan, banyak negara-negara yang tak memiliki laut seluas Indonesia, tetapi mampu membuat teknologi maritim yang hebat. 

"Sementara banyak negara yang tidak memiliki laut seluas Indonesia, tapi memiliki teknologi maritim yang mendunia," ujarnya. 

Lebih lanjut, Santoso mengatakan ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari laut. Salahsatu yang tak bisa dibantah adalah laut sebagai sarana transportasi angkutan barang yang murah. 

"Selama bumi ini ada, laut tetap jadi sarana transportasi angkutan barang karena lebih murah. Laut juga tetap jadi tempat hidup ikan terbesar serta banyak minyak dan tambang yang berada di lautan," tuturnya. 

Selain itu, Santoso juga menyoroti soal isi kondisi laut Indonesia yang terus dikuras oleh negara-negara lain. Untuk itu, ia berharap Indonesia dapat berdaulat di laut sendiri. 

"Isi laut kita bukan hanya dikuras oleh bangsa lain, tapi perdagangan ikan Tuna yang hampir dikonsumsi penduduk dunia lokasi pelengannya bukan berada di Indonesia tapi di negara lain yang lautnya tidak memiliki ikan Tuna. Jika kita ingin berdaulat di laut sendiri keadaan ini harus diubah," imbuhnya.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo, mengatakan soal maritim Indonesia yang tidak ada perubahan signifikan dalam 10 tahun terakhir. Bahkan, pembangunan maritim dinilai mandek.

"Maritim 10 tahun tidak berubah, ya tidak niat. Mau pakai alasan apa lagi? Masih land based, continental based," katanya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11). (DI)