Imbas Ledakan di Smelter Morowali, Pengamat Desak Pemerintah Audit Teknologi China

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 25 Desember 2023 19:15 WIB
Karyawan PT ITSS pasca ledakan, Minggu (24/12) (Foto: Ist)
Karyawan PT ITSS pasca ledakan, Minggu (24/12) (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, menyoroti soal ledakan yang terjadi di PT Indonesia PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah pada, Minggu (24/12).

Seperti diketahui, insiden ledakan itu bermula ketika tim teknis dari PT ITSS akan melakukan perbaikan terhadap salah satu tungku feronito yang ada di lantai 2.

Akibat insiden itu, sebanyak 59 karyawan PT ITSS menjadi korban, yakni 13 korban meninggal dunia yang terdiri dari 4 korban dari Tenaga Kerja Asing (TKA) China dan sembilan korban dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Atas kejadian itu, Gigin mendesak pemerintah untuk segera melakukan audit terhadap seluruh teknologi asal China yang dipergunakan oleh setiap instansi yang menggunakannya. 

"Tak cuma smelter, semua teknologi China yang digunakan untuk kepentingan masyarakat harus diaudit secara menyeluruh," kata Gigin di dalam status media sosial X miliknya, seperti dilihat Monitorindonesia.com, Senin (25/12).

Menurutnya, banyaknya kemudahan yang diberikan Pemerintah kepada China dalam mengirimkan teknologi dan TKA di Indonesia. Ia menduga, teknologi dan TKA yang dikirimkan China ke Indonesia adalah teknologi dan SDM yang berkualitas rendah.

"Bisa jadi, mereka (TKA) menjadi ceroboh atau menggunakan teknologi berkualitas rendah karena demikian banyak kemudahan yang diberikan Pemerintah," pungkasnya. (DI)