Tentang Microsleep Penyebab Kecelakaan Bus Rosalia Indah di KM 370 Ruas Tol Semarang-Batang

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 11 April 2024 15:28 WIB
Bus Rosalia Indah (Foto: Istimewa)
Bus Rosalia Indah (Foto: Istimewa)

Kendal, MI - Kakorlantas Irjen Polisi Aan Suhanan menduga kecelakaan bus Rosalia Indah di KM 370 ruas Tol Semarang-Batang di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, akibat sopir bus kelelahan.

"Dugaan awal sudah lelah. Kemungkinan terjadi 'microsleep' di TKP sehingga terjadi kecelakaan tunggal," kata Aan saat mengecek kondisi korban selamat dalam kecelakaan tersebut di RS Islam Kendal, Kamis (11/4/2024).

Menurut dia, kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut didasarkan atas keterangan pengemudi bus bernama Jalur Widodo tersebut. Selain itu, dari keterangan pengemudi juga diketahui bus sempat bermasalah dan diganti di KM 227 ruas Tol Pejagan-Palimaman.

"Sempat berganti kendaraan, namun pengemudi tidak berganti," katanya.

Menurutnya, bus tersebut mengangkut penumpang dari Bekasi dengan tujuan Jawa Timur. Kecelakaan tunggal Bus Rosalia Indah terjadi pada Kamis sekitar pukul 06.30 WIB di KM 370 ruas Tol Semarang-Batang. 

Tujuh penumpang tewas yang terdiri dari empat orang dewasa dan tiga anak-anak.

Empat korban meninggal dunia dalam kejadian tersebut telah teridentifikasi dan dikonfirmasi dengan keluarganya. Sementara 17 orang korban luka dalam kejadian dirawat di RS Islam Kendal.

Tentang Micro Sleep
Salah satu ancaman yang paling banyak mengincar para pengendara adalah microsleep, yakni hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk. 

Pada umumnya microsleep berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh.

Dilansir Monitorindonesia.com, dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), Kamis (11/4/2024), saat berkendara tubuh mengalami perubahan pola tidur dan asupan nutrisi yang berbeda. 

Sehingga tidak jarang dapat mengganggu kualitas tidur hingga terjadi microsleep.

Beberapa penyebab terjadinya microsleep; Kurang tidur; Tidur kurang berkualitas; Penyakit diabetes; Tekanan darah tinggi; Kegemukan; Depresi atau gangguan kecemasan; Efek samping obat tertentu; dan Efek samping penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

Meski berlangsung sepersekian detik, microsleep memiliki tanda-tanda diantaranya: Tiba-tiba kaget atau terbangun oleh sentakan tubuh dan kepala; Tidak menyadari apa yang baru terjadi, meski sedang tidak melamun; Menguap terus menerus; Kelopak mata sangat berat; Mata berkedip berlebihan; dan Arah kemudi tanpa disadari keluar jalur.

Microsleep saat berkendara juga sangat berbahaya bagi pengemudi dan mengancam keselamatan penumpang. 

Ketika mata terpejam selama tiga detik dan kendaraan melaju dengan kecepatan 96 kilometer per jam, maka kendaraan bisa keluar jalur sampai nyaris 100 meter. 

Untuk mencegah bahaya microsleep saat berkendara, maka tepikan kendaraan secara berkala sebelum merasa mengantuk, gunakan kesempatan ini untuk menggerakkan badan atau melakukan peregangan.

Istirahat secara berkala ketika berkendara jarak jauh, pejamkan mata dan upayakan tidur singkat selama 20 menit sampai 30 menit.

Jika punya kecenderungan microsleep, upayakan jangan berkendara sendirian. 

Ajak orang lain agar ada teman bicara di sepanjang jalan. 

Percakapan dapat membangunkan sel otak, mempercepatan pernapasan, dan memompa oksigen ekstra ke aliran darah, sehingga pengendara tidak gampang mengantuk 30 menit sebelum berkendara, minum asupan berkafein seperti kopi atau teh.

Apabila ada rencana berkendara jauh, pastikan pengendara tidur berkualitas minimal tujuh jam. Mendengarkan musik tempo cepat atau audiobook. Microsleep yang tidak teratasi dan terjadi dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi kesehatan.

Microsleep akibat kurang tidur bisa memicu obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan mental. (wan)