Esti Wijayanti: Wartawan dan Pelaku Seni Juga Berhak Dapat Akses Beasiswa

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 4 November 2025 14:45 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Esti Wijayanti. (Dok.MI)
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Esti Wijayanti. (Dok.MI)


JAKARTA  -  Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Esti Wijayanti, menegaskan pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi pendidikan yang akurat, berimbang, dan mudah dipahami oleh masyarakat. 

Ia menilai, wartawan memiliki posisi strategis untuk memperluas pemahaman publik terhadap berbagai kebijakan pendidikan yang berpihak pada semua kalangan.

“Kita menyadari betul bahwa peran itu sangat dibutuhkan untuk bisa menyampaikan hal-hal penting yang bisa dipahami oleh masyarakat dengan baik dan benar. Memberikan informasi yang tepat, dengan data yang tepat, dan bahasa yang tepat pula. Maka saya mendukung sepenuhnya harapan agar kualitas informasi, tulisan, dan pemberitaan akan menjadi lebih baik,” ujar Esti dalam Forum Diskusi bertema “Implementasi Beasiswa Pendidikan untuk Semua Kalangan”, di Ruang Command Center, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Dalam kesempatan itu, Esti juga memaparkan sejumlah program pendidikan yang menjadi perhatian Komisi X DPR RI, terutama yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Program yang paling banyak tentu ada di Kementerian Dikti, salah satunya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Program ini diperuntukkan bagi satu juta mahasiswa, dengan syarat dimulai sejak semester satu, berasal dari keluarga berpenghasilan di bawah empat juta rupiah, dan memenuhi sejumlah kriteria lainnya,” jelas Esti.

Ia menambahkan, masih terdapat program beasiswa lain yang menyasar wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dengan kuota sekitar 10.000 penerima. Menurutnya, langkah tersebut penting karena angka partisipasi pendidikan tinggi di wilayah tersebut masih rendah.

Menariknya, Esti juga menyinggung pentingnya membuka akses beasiswa bagi kalangan wartawan dan pelaku seni budaya.

“Wartawan juga butuh ruang pendidikan. Saya sering lihat bagaimana para jurnalis harus bekerja di lapangan, menghadapi berbagai situasi sulit. Mereka perlu keterampilan dan kemampuan lebih yang bisa didukung oleh pendidikan lanjutan,” tutur Esti.

Ia berharap Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dapat memperluas cakupan penerima beasiswa bagi wartawan yang ingin melanjutkan pendidikan S2 maupun S3. Namun demikian, ia menegaskan bahwa aspek akademik tetap harus menjadi perhatian utama.

“Kalau mau mengambil S2 atau S3, tentu harus memenuhi syarat. Misalnya, perguruan tinggi yang dipilih jelas terdaftar di Dikti, nilai akademiknya memenuhi standar, dan masa kerjanya juga dipertimbangkan. Jangan sampai hanya semangat mendaftar tapi tidak siap memenuhi komitmen akademik. Nilai IPK pun harus di atas 3, karena kalau dua semester berturut-turut di bawah itu, akan jadi persoalan,” tegasnya.

Esti menutup paparannya dengan harapan agar ruang pendidikan bagi kalangan wartawan dan pelaku seni bisa segera dibuka dan difasilitasi dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, kampus, dan lembaga beasiswa.

“Semoga ruang itu akan terbuka dan segera dikomunikasikan dengan baik. Kampus juga harus mempertimbangkan program ini, agar semakin banyak insan media dan pelaku budaya yang bisa mengembangkan diri lewat pendidikan tinggi,” pungkasnya.

Topik:

ChatGPT bilang: pendidikan beasiswa DPR Komisi X Esti Wijayanti LPDP wartawan pelaku seni