Mukhtarudin Resmikan Diklat Welder: Target 500 Ribu Pekerja Terampil untuk Pasar Internasional

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 26 November 2025 09:45 WIB
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin saat ngelas. (Foto. Rizal Siregar)
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin saat ngelas. (Foto. Rizal Siregar)

Jakarta, MI - Program Pelatihan Plate Welder bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), hasil kerja sama Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), resmi dibuka pada Rabu pagi (26/11/2025). 

Kegiatan ini diikuti 200 peserta dan dilaksanakan di Balai Diklat Industri Jakarta, Jl. Balai Kimia No.1A, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, membuka kegiatan tersebut dan menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari percepatan pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja terampil untuk pasar global.

“Hari ini kami bersama Kementerian Perindustrian dan Balai Diklat Industri Jakarta membuka Diklat Welder untuk batch kedua. Ini adalah implementasi dari arahan Presiden terkait penyiapan 500 ribu tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan pasar kerja luar negeri,” ujar Mukhtarudin.

Ia menjelaskan bahwa pelatihan berlangsung selama 15 hari, terdiri dari 14 hari teori dan praktik serta satu hari uji kompetensi. 

“Antara pelatihan, kompetensi, dan penempatan sudah kami match,” katanya. “Peserta yang dilatih akan disesuaikan dengan kompetensi dan pasar kerja luar negeri yang telah dipetakan. Negara hadir mulai dari menyiapkan pendidikan, vokasi, hingga penempatan.”

Mukhtarudin menambahkan bahwa pemerintah terus mengoptimalkan peluang kerja luar negeri di tengah komitmen menciptakan lapangan kerja dalam negeri. 

“Peluang kerja luar negeri sangat terbuka, dan ini harus dimanfaatkan. Presiden menekankan dua hal: perlindungan menyeluruh bagi pekerja migran dan peningkatan kapasitas mereka,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia kini tidak lagi hanya menyiapkan tenaga kerja berkeahlian rendah (low-skill), tetapi bergerak menuju tenaga kerja menengah hingga tinggi (middle-high skill). 

Pelatihan plate welder ini berfokus pada kompetensi 3G-GTAW, yang dibutuhkan di beberapa negara tujuan seperti Slovakia dan Ceko.

“Pemetaan negara dan sektor sudah ada. Begitu selesai pelatihan skill, peserta akan kami lengkapi pelatihan bahasa Inggris praktis yang relevan untuk welder. Yang penting mereka memahami instruksi kerja,” kata Mukhtarudin.

Ia menyinggung estimasi pendapatan pekerja welder di Eropa Timur dan Barat. “Gajinya bisa mencapai sekitar 90 juta rupiah per bulan. Setelah biaya hidup, masih bisa menabung 50–60 juta. Karena itu, selain skill teknis, kami bekali mereka dengan soft skill, literasi finansial, dan kesiapan mental,” jelasnya.

Mukhtarudin berharap lulusan program ini dapat kembali ke Indonesia sebagai tenaga profesional yang berpengalaman. “Diharapkan setelah kontrak dua sampai tiga tahun, mereka pulang membawa ilmu, pengalaman, dan karakter kerja yang kuat,” ujarnya.

Pelatihan ini menjadi bagian dari crash program pemerintah dalam mempercepat lahirnya 500 ribu tenaga kerja terlatih untuk pasar internasional pada tahun 2026.

 

 

Topik:

pelatihan welder CPMI KP2MI Mukhtarudin tenaga kerja terampil diklat industri Eropa Timur