Partai Pemenang Pemilu 2014 dan 2019 Tak Lagi Kuat Alias Lemah

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 14 November 2023 07:34 WIB
Logo PDI Perjuangan (Foto: Dhanis/MI)
Logo PDI Perjuangan (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menanggapi soal menteri-menteri PDI Perjuangan yang ingin mundur dari kabinet pemerintahan Joko Widodo namun tak diberi izin oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

Menurutnya PDIP saat ini telah berubah menjadi partai politik yang kehilangan jati dirinya sebagai partai besar. 

"PDIP secara organisasi menjadi tampak tak percaya diri. Elite-elite PDIP berkomentar menyerang sekaligus mengeluh dengan cara bersamaan. Teknik komunikasi politik dan strategi politik seperti ini, menggiring opini publik bahwa PDIP plin-plan dan tak percaya diri," kata Efriza kepada Monitorindonesia.com, Selasa (14/11).

Efriza menilai, sikap yang ditunjukkan PDIP saat ini hampir sama dengan yang diperlihatkan Nasdem. Sudah tak sejalan dengan pemerintah, tetapi tetap ingin menjadi bagian dari penguasa, karena merasa pernah berjasa menjadikan Joko Widodo sebagai Presiden RI. 

"Jika dicermati, sebenarnya, sama saja PDIP dengan Nasdem. Berseberangan dengan Pemerintah, tetapi tetap ingin mempertahankan kursi menteri. Dasarnya juga sama, karena merasa sebagai pendukung loyal kepada Jokowi. Sudah berjuang keras membantu memenangkan Jokowi sebagai Presiden," ujarnya. 

Sebagai partai pemenang Pemilu tahun 2014 dan 2019 harusnya PDIP menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemenang. Bukan justru menunjukkan sikap lemah terhadap tiga orang kadernya yang berseberangan. 

"Gaya politik PDIP seperti ini, malah menunjukkan PDIP lemah secara institusi. Wajar, jika memungkinkan ke depannya, masyarakat malah perlahan tak simpatik lagi kepada PDIP, sebab sikap dari PDIP yang ambigu," tuturnya. 

Dengan cara seperti ini, PDIP sebagai corong rujukan partai politik telah kehilangan marwahnya. 

"Penilaian masyarakat ini tentu saja tak baik jika yang disebut ambigu dan plin-plan adalah terkait marwah, kehormatan dari institusi PDIP-nya," pungkasnya. 

"Sebab, institusi terkesan tak berdaya, telah dilemahkan oleh segelintir sosok seperti Jokowi, Gibran, dan Bobby, tentunya amat miris," tandasnya. (DI)