Tiga Pasangan Capres-Cawapres Dinilai Tak Punya Gagasan Revolusioner

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 10 Desember 2023 11:51 WIB
Tiga Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Foto: Dhanis/MI)
Tiga Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai ketiga pasangan capres-cawapres peserta Pemilu 2024 tak memiliki gagasan dan program yang revolusioner sebagaimana retorika yang disampaikan saat kampanye. 

Menurutnya ketiga pasang calon (paslon) tersebut semestinya menawarkan gagasan yang lebih baik ketimbang apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam pemerintahannya. 

"Gagasan dan program yang ditawarkan juga tidak ada yang revolusioner. Seharusnya lawan politik sibuk menghadirkan tandingan program, visi-misi yang lebih menjanjikan, lebih baik dan lebih konkret ketimbang yang dilakukan oleh Presiden Jokowi," kata Subiran kepada Monitorindonesia.com, Minggu (10/12).

Ia mencontohkan, kepada pasangan capres-cawapres yang kerap mengkritik program pembangunan IKN, tetapi tak memiliki alternatif dari apa yang dikritik itu. 

"Misalnya isu IKN, seharusnya memberikan tawaran program yang lebih baik dari IKN di Kalimantan, menawarkan isu infrastuktur yang lebih baik dari yang dilakukan Presiden Jokowi. Ini malah mengkritik tapi tidak punya alternatif bandingannya," ujarnya. 

Atau kepada pasangan capres-cawapres yang menyuarakan program keberlanjutan seperti penanganan masalah pendidikan hingga kesehatan. Menurutnya, paslon tersebut tak memiliki ide dan gagasan baru yang meyakinkan. 

"Misalnya 4 isu krusial yang selalu dijual dalam kampanye adalah pendidikan, pengangguran, kemiskinan dan kesehatan. Lawan politik tidak punya tawaran program baru yang lebih baik dari kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar, kartu Indonesia kerja, PKH, BLT, dan lain-lain," tuturnya. 

"Lawan politik tidak menawarkan sesuatu yang baru dan sesuatu yang lebih baik dari program, visi dan misi yang dilakukan Presiden Jokowi," tambahnya. 

Selanjutnya, terkait kritikan soal penegakan hukum yang dilayangkan oleh pasangan capres-cawapres, tetapi tak memiliki alternatif program tandingannya. 

"Contoh lain penegakan hukum dan ham, juga tidak ada alternatif program tandingan atau bandingannya," tukasnya. 

Untuk itu, Subiran menilai, Pilpres 2024 ini hanya persoalan ganti Presiden dan Wakil Presiden saja. Karena gagasan yang dibawa dari ketiga pasangan capres-cawapres tersebut tak memiliki esensi untuk meyakinkan publik. 

"Tapi dari segi gagasan, program, visi-misi juga tidak ada perbedaan signifikan. Jadi ini hanya persoalan ganti pemain saja," tutupnya. (DI)