Pengamat: Isu Politik Identitas Tak Boleh Terjadi Lagi di Pilpres 2024

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 22 Desember 2023 14:20 WIB
Pengamat Politik Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)
Pengamat Politik Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menyebut tanda-tanda provokasi menjelang Pilpres 2024 sudah semakin semarak, saling serang isu negatif sudah digencarkan oleh masing-masing tim pasangan calon (paslon). Bahkan isu agama dan politik identitas sudah menjadi trending topik akhir-akhir ini.

Terbaru pidato Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas, beberapa waktu lalu yang menyinggung persoalan ibadah dan telah dikomodifikasi sedemikian rupa oleh pihak-pihak tertentu untuk menghembuskan kembali isu politik identitas di Pilpres 2024. 

Kata Subiran, jika isu potongan video Zulhas itu dieskalasi sedemikian rupa dengan dalil penistaan agama, hingga memunculkan demo penolakan berjilid-jilid. Maka hal itu hanya akan mengembalikan situasi politik seperti pada 2017 lalu. 

"Maka bukan tidak mungkin isu ini akan menjadi pemantik untuk membawa kembali "luka lama" isu "politik identitas" yang pernah terjadi di Pilkada DKI 2017 beberapa waktu lalu ke kontestasi Pilpres 2024," kata Subiran kepada Monitorindonesia.com, Jumat (22/12).

Namun, kata Subiran Zulhas adalah seorang tokoh muslim Muhammadiyah yang secara intelektual dan moralitas tidak bisa diragukan keislamannya. Sehingga jika hal itu terjadi, maka akan ada bentuk perlawanan dari kelompok pro Zulhas. 

"Sehingga jika ada yang mencoba menggiring video Zulhas itu sebagai isu penistaan agama, maka tentu akan mendapatkan perlawanan dari partai PAN dan kolega Zulhas di Muhammadiyah dan berbagai kalangan cendekiawan muslim," ujarnya. 

Subiran mengatakan, tidak mungkin sekalas Zulhas secara sengaja hendak menistakan agama Islam. Pasalnya kata dia, apa yang dilakukan Menteri Perdagangan itu hampir sama secara substansi seperti yang dilakukan Anies san Abdul Somad beberapa waktu lalu. 

"Pidato Zulkifli Hasan sebenarnya hampir sama secara subtansial dengan yang disampaikan Anies dan Ustads Abdul Somad beberapa waktu lalu tentang Amin dan tahiyat. Semua murni hanya guyonan dan pesan untuk tidak menggunakan isu agama kedalam politik Pilpres," tuturnya. 

Untuk itu, Subiran berharap, agar semua tokoh politik baik capres dan cawapres ataupun peserta pemilu lainnya tidak memunculkan isu serupa dalam setiap aktivitas kampanye. 

"Agar tidak ada pemantik pihak-pihak tertentu memprovokasi dan memecah belah umat lagi karena kontestasi politik praktis perebutan kekuasaan," terangnya (DI)