Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Hasto Singgung Anggaran Kemhan Besar

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 1 Februari 2024 15:33 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mengatakan pengunduran diri Mahfud MD dari jabatan Menko Polhukam sebagai bentuk masih tegaknya etika dan pranata politik yang baik menjelang Pemilu 2024.

“Pengunduran diri Prof Mahfud adalah seruan moral agar 13 hari ke depan itu betul berul dapat ditegakkan etika norma dan pranata politik yang baik,” tegas Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2).

Karena kata Hasto, tidak ada lagi figur lain yang berani mengambil resiko tersebut seperti yang dilakukan cawapres nomor urut 3.

“Kalau bukan Pak Mahfud siapa lagi, karena ini bukan persoalan orangnya, ini persoalan sistem,” jelas Hasto.

Hasto juga menyinggung, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang tidak akan berani mengundurkan diri dari jabatan Menteri Pertahanan, karena anggaran di Kementerian Pertahanan (Kemhan) sangat besar, sehingga sayang untuk dilepas.

"Ya meskipun anggaran di sana besar sekali, sehingga rasanya kalau mundur dengan anggaran sebesar itu sayang," tukas Hasto.

Sebelumnya, Mahfud MD mengatakan bahwa dirinya sudah menyiapkan surat pengunduran dirinya sebagai Menko Polhukam untuk diserahkan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Hari ini saya sudah membawa surat untuk disampaikan ke Presiden langsung tentang masa depan politik saya yang belakangan menjadi perbincangan publik. Dan surat ini langsung disampaikan begitu saya mendapat jadwal ketemu presiden," ujar Mahfud di Lampung, Rabu (31/1). (DI)