Dirut Telkom Ungkap 4 Platform dalam Menggelar Jaringan Internet yang Merata di Indonesia

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 5 Juli 2024 17:28 WIB
Dirut Telkom Ririek Adriansyah (Foto: Istimewa)
Dirut Telkom Ririek Adriansyah (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, mengungkapkan 4 platform yang dibangun perusahaan pelat merah dalam menggelar jaringan internet yang merata di Indonesia.

Masing-masing melalui fiber optik, wireless, fixed wireless, dan satelit. Menurut dia, setelah infrastruktur tersedia, yang terpenting untuk menikmati manfaatnya adalah gadget. 

Masalahnya, tidak semua masyarakat memiliki smartphone. Saat ini 20% masyarakat Indonesia belum memiliki smartphone. "Nah, ini harus kita pikirkan agar mereka memiliki smartphone," kata Ririek dalam acara CNBC Indonesia Tech & Telco Forum 2024, Jumat (5/7/2024).

Lebih lanjut, Ririek menjelaskan Telkom sudah menyiapkan infrastruktur backbone yang menjadi penghubung antar-pulau. Hampir semua wilayah di Indonesia sudah ter-cover fiber optik.

"Kami di Telkom support jaringan di Papua hingga bagian atas di utara dan seterusnya di bawah," jelasnya.

Untuk bagian bawah, ada tantangan demografi berupa pegunungan. Wilayah itu yang kerap putus sambungannya dan perlu waktu 1 bulan untuk memulihkan kabel laut yang terputus. "Untuk itu kita pakai satelit juga. Kita sudah bangun rute keduanya. Jadi kalau terputus, jaringannya masih tersedia," kata dia.

Dengan menggelar backup infrastruktur jaringan, tak perlu lagi kelabakan ketika jaringan telekomunikasi dari salah satu platform mengalami gangguan.

Di wilayah perkotaan, Telkom menyiapkan platform wireless untuk jaringan mobile. Telkomsel yang merupakan anak usaha Telkom membangun 3 kategori BTS.

"Pertama, BTS reguler yang kita bangun di mana pun tersedia. Lalu ada BTS merah putih, tapi secara ekonomi ke depan layanan seluler di situ akan menunjukkan pertumbuhan. Ini kita bangun dengan dana perusahaan," kata dia.

"Ketiga, ada lokasi di mana BTS tidak available, secara ekonomi tidak available. Nah, itu kita berkontribusi lewat USO bersama BAKTI Kominfo. Kira-kira begitu gambaran kita memberikan pemerataan digital di Indonesia," tandasnya.