Eks Dirut Moratelindo Galumbang Disebut Pernah Menikmati Proyek Palapa Ring Kominfo

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 29 September 2023 14:01 WIB
Jakarta, MI - Eks Direktur PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) Galumbang Menak Simanjuntak (terdakwa korupsi BTS Kominfo) disebut pernah menikmati proyek Palapa Ring Kominfo. Hal ini diungkapkan oleh mantan Direktur Utama (Dirut) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo Anang Achmad Latif saat bersaksi untuk terdakwa Galumbang Menak, Irwan Hermawan, dan Mukti Ali dalam persidangan di Pengadilan Negeri Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/9). Ini bermula saat kuasa hukum terdakwa Irwan mengkonfirmasi soal sosok Edward Hutahaen. Anang pun menyebut mengenalnya dan sempat bertemu. "Saya pernah diminta bertemu saudara Edward, pertemuannya di restoran stafnya di lapangan golf Pondok Indah. Pada saat itu, sebelum saya berangkat ke Amerika Serikat bersama rombongan Pak Menteri (Johnny Plate)," jelas Anang. Pertemuan Anang dengan Edward ketika kasus dugaan korupsi BTS 4G sedang diusut Kejaksaan Agung. "Saya lupa persisnya apakah September atau Oktober. Pertemuan itu, saya hanya berdua dengan saudara Edward. Beliau sampaikan bahwa menanyakan proses lidik dari BTS ini. Saya bilang, saya coba jalankan saja saya belum tahu kasus ini seperti apa," bebernya. Kemudian, Edward meyampaikan kasus BTS 4G bisa menjadi masalah besar, jika tidak diurus sejak awal. Sehingga, Anang mempertanyakan hal yang mesti dilakukannya agar perkara itu tidak menjadi besar. "Bahwa ini bisa jadi masalah besar, kalau bahasanya enggak diurus sejak awal. Saya mengikuti, saya bertanya, urusnya seperti apa? Pada saat itu beliau ngomong, ini proyek besar sehingga kamu membutuhkan biaya cukup besar. Pada saat itu beliau menyebutkan angka 8 juta US dollar," jelasnya. Bahkan, dalam pertemuan itu Edward meminta Anang untuk menyiapkan 2 juta US dollar dalam waktu tiga hari. Uang itu sebagai pembayaran pertama. "Beliau sampaikan pada saat itu, kalau kamu mau serius siapkan 2 juta US dollar dalam tiga hari ke depan. Saya kaget, saya bilang, 'Pak kalau uang sebesar itu mending dipenjara saja,' karena saya tidak punya uang sebesar itu," ujar Anang. Anang menyebut saat itu Edward langsung menyinggung nama Galumbang. Dia meminta untuk dihubungkan. "Respons dia adalah, 'Loh, kamu kan dekat dengan Pak Galumbang, Kamu bisa minta bantu dia.' Saya tanya, 'kenapa Pak Galumbang beliau kan tidak ikut BTS.' Beliau jawab kan, 'Pak Galumbang pernah bermitra dengan Bakti dengan proyek Palapa Ring-nya.' Apa hubungannya dengan proyek Palapa Ring?, dia (Galumbang) pernah menikmati proyek dari Kominfo," sebut Anang. "Saya bilang besok atau lusa saya akan pergi ke US dan beliau minta tolong hubungkan saya dengan Pak Galumbang. Selesai dari pertemuan tersebut saya hubungi Pak Galumbang," timpalnya. Anang mengaku tertekan saat berhadapan dengan Edward. Bahkan disebutnya Edward mengancam merobohkan Bakti dan Kominfo bila tak menurutinya. "Ya beliau pernah menyebutkan akan mem-buldoser, bukan hanya Bakti tapi satu Kominfo terkait ini," tandas Anang. Soal proyek Palapa Ring, Anang Achmad Latif saat itu sempat menjelaskan dalam proyek ini sudah dilakukan studi kelayakan awal atau Outline Business Case (OBC) pada 2020, dan berakhir pada 2021 atau dalam Tahap Final Business Case (FBC) serta dilakukan market sounding dan diharapkan pada 2025 sudah operasional. Proyek Palapa Ring memiliki tiga paket. Yakni Palapa Ring Barat yang dimulai pada Februari 2016, Tengah pada Maret 2016, dan Timur pada 29 September 2016. Dilansir Monitorindonesia.com dari laman resmi Kementerian Kominfo tahun 2016 lalu, Perjanjian Kerja Sama Proyek Palapa Ring Timur dilaksanakan antara pihak Kementerian sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasam (PJPK) dan PT Palapa Timur Telematika yang bertindak sebagai Badan Usaha Pelaksana. Untuk PT Palapa Timur Telematika merupakan konsorsium dari Moratelindo-IBS-Smart Telecom. Proyek itu bernilai Rp 5,1 Triliun, yang memiliki kabel serat optik dengan panjang total sekitar 8.454 km. Paket Timur tersedia di wilayah Nua Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat hingga pedalaman Papua. Sementara itu Paket Barat memiliki panjang kabel serat optik mencapai 2.000 km dengan nilai Rp 1,2 triliun. Paket tersebut menjangkau Riau dan Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna. Lelang itu dimenangkan oleh konsorsium Moratel (Mora Telematika-Ketrosden Triasmitra) berikutnya membentuk SPV PT Palapa Ring Barat (PRB). Sebagai informasi Palapa Ring memiliki total pita lebar mencapai 36 ribu km. Proyek itu meliputi seluruh pelosok Indonesia dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Maluku. Proyek Palapa Ring unik, karena meruapkan proyek pertama yang memanfaatkan skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) dengan skema availability payment. Artinya, pemerintah mengucurkan dana dari APBN setelah proyek rampung dan beroperasi. Seluruh jejaring proyek yang diberi nama tol langit ini selesai pada 2019, ditandai dengan peresmian oleh Presiden Joko Widodo. Palapa Ring Timur adalah yang terakhir selesai pada Oktober 2019. Palapa Ring Tengah rampung pada awal 2019, sedangkan Palapa Ring Barat telah selesai pada 2018. Jaringan kabel serat optik nasional Palapa Ring menghubungkan 90 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Berupa kabel serat optik sepanjang 12.148 kilometer yang terdiri dari kabel optik darat dan bawah laut, serta segmen jaringan radio microwave sebanyak 55 hop. (Wan) #Proyek Palapa Ring Kominfo