Rupiah Melemah, Pasar Tak Pasti, DPR: Bank Indonesia Jangan Hanya Naikkan Suku Bunga, Tapi...

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Oktober 2023 15:14 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah (Foto: Ist)
Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah menegaskan bahwa untuk mengatasi gejolak turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS, bukan hanya menerapkan kebijakan menaikkan suku bunga 6%saja seperti yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Tetapi juga harus melakukan pendalaman pasar baik itu pasar yang rupiah maupun pasar valuta asing.

Oleh karena itu, ia meminta kepada BI untuk mempercepat pendalaman pasar uang rupiah dan pasar valuta asing, Termasuk mengoptimalisasi SRBI dan penerbitan instrumen-instrumen lainya.

Hal ini guna meningkatkan mekanisme pasar seperti manajemen likuiditas institusi keuangan domestik. Serta untuk menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar neger dalam meredam gejolak rupiah yang semakin melemah.

Selain itu, ia juga mendorong agar BI selalu berkoordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha. Dengan jalan meningkatkan dan memperluas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

"Dengan demikian kepercayaan investor dan dunia internasional terhadap Indonesia tetap terjaga sehingga nilai tukar rupiah tetap bertahan meskipun banyak tekanan dari ekonomi global," kata Charles, Selasa (24/10).

Menurut Charles, saat ini perekonomian global melambat dengan ketidakpastian yang semakin meningkat tinggi. Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan melemah dan disertai divergensi pertumbuhan antar negara yang semakin melebar.

"Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan sebesar 2,9% dan melambat menjadi 2,8% pada 2024 dengan kecenderungan risiko yang lebih rendah," ucapnya.

Kendati demikian, Charles mengapresiasi langkah-langkah BI dalam menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah terdepresiasi 1,03% (ytd). Menurut dia hal itu relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara di kawasan dan global tersebut.

"Saya harap BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation," tutup Ketua DPP Partai NasDem ini. (Han)