Kenaikan Suku Bunga BI Bisa Menambah Kredit Macet

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 24 Oktober 2023 19:56 WIB
Ilustrasi Nasabah Kredit Macet ( Foto : Shutterstock)
Ilustrasi Nasabah Kredit Macet ( Foto : Shutterstock)

Jakarta, MI - Sejumlah bank memperkirakan dampak kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6%, bisa berdampak pada bertambahnya  kredit macet.

Ditambah lagi, karena situasi ekonomi belum pulih sepenuhnya, bank menghadapi masalah yang signifikan dalam menjaga kualitas aset mereka. Selain itu, restrukturisasi kredit yang dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 belum selesai untuk beberapa industri hingga 2024.

Sebagian besar bank yang masih memiliki likuiditas longgar memilih untuk tidak melakukan kenaikan suku bunga dan sebaliknya melakukan penyesuaian bunga kredit untuk mencegah aset mereka menjadi lebih buruk karena kenaikan suku bunga.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar menyampaikan kepada awak media, pihaknya belum menghitung seberapa besar potensi kenaikan kredit macet akibat kenaikan suku bunga.

 "Tapi yang perlu diperhatikan adalah sektor properti dan consumer business," kata dia.

Royke menambahkan bahwa perusahaannya pasti akan melakukan penyesuaian bunga kredit karena kenaikan suku bunga. Namun, Royke mengatakan bahwa perusahaan akan meninjau kembali kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya sebelum melakukan penyesuaian.

Menurutnya, saat BNI harus menaikkan suku bunga kredit, penyesuaian bunga kredit tidak bisa dilakukan secara merata kepada semua debitur. Ia mengatakan bahwa penyesuaian harus mempertimbangkan kondisi setiap nasabah.

"Kami akan klusterkan, kalau debitur yang baik dan loyal, serta memiliki transaksi yang bagus di BNI, kami tidak akan serta merta menaikkan suku bunga kredit ke mereka. Tetapi kalau transaksinya tidak ada, hanya kredit, mungkin itu yang akan jadi pertimbangan kami untuk menaikkan bunga kreditnya. Jadi tidak semua akan kami sama ratakan, karena itu bisa menyebabkan jatuh ke NPL," kata Royke.(Ran)