BBM B35 Menopang Harga CPO

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 4 Desember 2023 00:36 WIB
Road Test BBM B35 (Foto: Info Sawit)
Road Test BBM B35 (Foto: Info Sawit)

Jakarta, MI - Sejak 1 Agustus 2023, pemerintah resmi meningkatkan persentase pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) biodiesel menjadi 35% (B35).

Sebagai Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, menyatakan program B35 justru membantu harga CPO tidak turun. Harga CPO menjadi stabil dengan rerata harga kisaran US$ 800 per ton-US$ 900 per ton sepanjang 2023.

"Untuk tahun 2023, tidak ada masalah dengan program B35 terhadap stok produksi. Justru dengan adanya B35 dapat membantu harga tidak turun drastis walaupun harga minyak nabati dunia melemah," ujar Eddy kepada wartawan, Minggu (3/12).

Eddy menyampaikan hingga saat ini tidak ada kendala bagi perusahaan sawit menyoal program B35. "Saat ini (Program B35) tidak ada masalah," ucapnya.

Pemerintah juga berencana meningkatkan persentase campuran minyak sawit ke dalam bahan bakar menjadi 40% (B40) pada 2030 mendatang.

Menanggapi hal itu, Eddy menyampaikan untuk menunjang program B40 sebaiknya perusahaan-perusahaan sawit melihat produksi CPO di 2023. Pasalnya, saat ini produksi CPO tidak cenderung naik. Dalam catatannya,  produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) mencapai 51 juta ton di 2023.

"Untuk B40 sebaiknya melihat produksi di 2023 terlebih dahulu, sebab saat ini produksi dan konsumsi sudah mulai stagnan dan tren menurun karena lambatnya Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)," ujarnya.

Saat ini, stok produksi crude palm oil (CPO) secara keseluruhan berkisar 3 juta ton-3,5 juta ton hingga akhir 2023.