Harga Gula Makin Manis, Ini Penjelasan NFA

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 14 Desember 2023 08:14 WIB
Ilustrasi Gula (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Gula (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjamin ketersediaan gula yang memadai dan aman hingga akhir tahun 2023. Namun, dia menyatakan bahwa sejumlah faktor menyebabkan harga gula global terus meningkat.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga gula disebabkan oleh kenaikan biaya produksi on farm dan off farm, penurunan produksi karena perubahan iklim, dan retriksi eskpor dari beberapa negara produsen gula.

Arief menuturkan peningkatan harga dunia ini tentu berdampak besar pada harga nasional, karena dari kebutuhan 3,2 juga ton per tahun, produksi dalam negeri hanya sekitar 2,2 juta ton per tahun. Sehingga 30 persen kebutuhan gula di Indonesia masih bergantung dari pasokan luar negeri.

"Oleh karena itu dalam upaya penyesuaian harga acuan pembelian dan penjualan gula, Bapanas selalu melibatkan stakeholder dari hulu hingga hilir agar terbentuk harga yg wajar baik ditingkat produsen maupun konsumen," ujar Arief dalam acara Nasional Sugar Summit 2023, Jakarta, Rabu (13/12).

Dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut diperlukan perkuatan riset untuk varietas-vieritas unggul, mempermudahkan akses petani terhadap sarana produksi, meningkatkan produktivitas tebu, dan rendemen serta menjaga kebijakan harga yang berkelanjutan bagi para produsen.

"Kementerian Pertanian juga sudah menyiapkan strategi peningkatan produktivitas di on farm dan peningkatan efisiensi di off fram. Selain itu Presiden Jokowi juga mendukung perluasan lahan tebu hingga 6000 hektar pada KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Merauke. Tentu hal ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin," jelasnya. (Ran)