Beras Impor 500 Ribu Ton Kunci Stabilitas Pemilu 2024

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 15 Desember 2023 13:36 WIB
Gudang Beras Bulog (Foto: Shutterstock)
Gudang Beras Bulog (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Perum Bulog telah mendapatkan kontrak impor 1 juta ton beras dari lima negara. Selain itu, perusahaan multinasional yang bergerak dalam logistik pangan ini juga masih menunggu kontrak impor 500.000 ton lagi untuk menjaga harga beras dan stabilitas politik jelang Pemilu 2024.

Menurut Tomi Wijaya, Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, sekitar 500.000 ton beras telah masuk ke Indonesia sebagai bagian dari kontrak impor 1 juta ton. sementara separuh terakhir masih dalam proses.

"Ada masa yang mungkin masih kritis (akibat El Nino) harus dijaga pemerintah. Ditambah lagi, Februari (2025) ada pemilu, kita tidak tahu kondisi politik seperti apa. Cadangan beras pemerintah harus benar-benar dijaga, dalam rangka selain stabilitas harga juga stabilitas politik," ujar Tomi di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (15/12).

Tomi mengatakan bahwa dari total 1 juta ton beras impor yang sudah dikontrak, sebagian besar, atau sekitar 50%, berasal dari Thailand. Vietnam dan Pakistan hanya menyumbang sekitar 20%, dan Myanmar serta Kamboja menyumbang sisanya.

Sementara untuk 500.000 ton impor beras sisa, Perum Bulog tengah bernegosiasi dengan sejumlah negara. "kan sedang dijajaki nih dengan India. Bisa jadi juga dari beberapa negara, karena Thailand dan Vietnam sedang berproduksi," imbuhnya.

Namun, dalam hal stok cadangan beras pemerintah (CBP), Bulog saat ini memiliki sekitar 1,4 juta ton. Dengan kontrak impor tambahan sebesar 1,5 juta ton pada akhir 2023, Tomi berharap dapat memenuhi harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk cadangan beras tahun depan sekitar 3–3,8 juta ton. (Ran)