Pemilu Serentak 2024 Digelar saat Musim Paceklik, Bulog Waspada

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 15 Desember 2023 19:43 WIB
Proses Bongkar Muat Beras Impor Vietnam (Foto: Dok Bapanas)
Proses Bongkar Muat Beras Impor Vietnam (Foto: Dok Bapanas)

Jakarta, MI - Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang Pemilu Serentak 2024, Perum Bulog berusaha mendapatkan kontrak impor beras sisa sebesar 500.000 ton pada akhir tahun 2023. Ini akan memungkinkan pengiriman dimulai pada Januari dan Februari 2024.

Menurut Tomi Wijaya, Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, musim paceklik akan berlangsung dari Januari hingga Februari 2024. Sementara itu, musim panen raya baru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April tahun depan.

Namun, ia berharap harga beras bisa terjaga saat Pemilu Serentak 2024 digelar pada 14 Februari tahun depan. Jika program impor beras 1,5 juta ton yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa tuntas di penghujung 2023 ini.

"Kondisi sekarang kan masih harga beras medium sekitar Rp 13.000 per kg. kita harapannya kembali seperti sebelumnya di angka Rp 10-11 ribu per kg," ujar Tomi di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (15/12).

"Dari data analisa harga kami, data Food Station harga beras sekarang sekitar Rp 13.000-13.700 per kg. ini mungkin masih tergolong tinggi, meskipun sebelumnya sempat Rp 15-17 ribu per kg," ungkapnya.

Terkait penugasan impor beras, Perum Bulog telah mengantongi kontrak 1 juta ton dari lima negara. BUMN yang bergerak di bidang logistik pangan ini juga masih menunggu kontrak impor untuk 500.000 ton sisa demi menjaga harga beras dan stabilitas politik saat Pemilu 2024.

Tomi menyampaikan, untuk kontrak 1 juta ton impor beras yang telah didapat, sekitar 500.000 ton sudah masuk ke Indonesia. Sementara separuh sisanya tengah dalam perjalanan.

Diharapkan untuk 500.000 ton impor beras yang belum terkontrak bisa dilaksanakan pada akhir tahun ini. Sehingga proses pengirimannya bisa dilaksanakan pada Januari atau Februari 2025.(Ran)