Janji Ganjar ke Petani: Hapus Utang Kredit Macet hingga Nambah Pabrik Pupuk

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Januari 2024 05:00 WIB
Ganjar Pranowo (Foto: MI/Ist/An)
Ganjar Pranowo (Foto: MI/Ist/An)

Demak, MI - Calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo berjanji akan menghapus utang kredit macet para petani sebesar mencapai Rp 600 miliar.

"Kita menghitung kurang lebih kredit macetnya petani itu sekitar Rp 600-an miliar, kita juga akan hapuskan," katanya saat ditemui wartawan usai mengunjungi pabrik mainan CV Jaya Setia Plastik, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1).

Namun, penghapusan utang tersebut, lanjutnya, bukan tanpa syarat. Program ini dilakukan disertai dengan pengecekan secara selektif soal alasan petani mengalami kredit macet. “Tentu saja, kami juga akan melakukan pengecekan. Mana yang memang karena situasi yang sulit, mana yang karena itikadnya buruk," bebernya.

Ganjar menambahkan bahwa ada permasalahan lainnya yang dikeluhkan para petani.

"Tapi, lagi-lagi di luar kredit macet yang mau kita hapuskan, ternyata petani masih saja [permasalahan] pupuknya masih sangat serius. Dan inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita di mana-mana yang saya temukan selama perjalanan, yang bisa kita perbaiki. Sehingga, tidak mengurangi nanti potensi produktivitas, yang harusnya menambah malah susut," bebernya.

Ganjar pun mengatakan Indonesia membutuhkan setidaknya tiga pabrik pupuk baru untuk memenuhi kebutuhan petani. "Soal pupuk, kurang lebih butuh tambah tiga pabrik pupuk lagi. Jadi, kalau sekarang kurang, ya kondisinya nanti akan berbahaya untuk produksi pertanian di kemudian hari," ujar Ganjar.

Kebutuhan tiga pabrik baru disesuaikan dengan luas lahan dan produksi pertanian. Lanjut Ganjar, hal itu untuk menjamin produksi pertanian agar tidak terjadi krisis pangan di kemudian hari.

Tiga pabrik pupuk baru, kata Ganjar, untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani di seluruh Indonesia, baik pupuk subsidi maupun nonsubsidi.

"Kalau pabrik yang sekarang, produksinya kurang. Cara satu-satunya ya menambah pabrik pupuk. Kalau enggak, akan terganggu produksi pertanianya," tutur Ganjar.

Saat ditanya kenapa tidak mengimpor pupuk untuk menutupi kekurangan pupuk yang diproduksi di dalam negeri, Ganjar mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk membangun pabrik pupuk baru.

Selain itu, bertambahnya pabrik pupuk baru, kapasitas produksi dapat dipacu sesuai dengan kebutuhan pupuk di dalam negeri. Mengenai anggaran untuk membangun pabrik pupuk baru, Ganjar mengatakan bahwa secara teknis akan dihitung.

Selain memenuhi pupuk subsidi, pabrik tersebut juga memproduksi pupuk untuk komersial.

Data dari Pupuk Indonesia, pada tahun 2023, pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi sebesar 7,85 juta ton. Rinciannya adalah 4,64 juta ton pupuk urea dan 3,21 juta ton pupuk NPK.

Sementara itu, rencana produksi Pupuk Indonesia pada tahun 2023 adalah 12,3 juta ton, baik pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi. Namun, rencana produksi ini lebih kecil dari kapasitas produksinya.