Dinas Pertanian Maluku Utara dan Poktan Tutari Laha Gelar Panen Raya Jagung Hibrida di Halmahera Barat

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 2 Juli 2024 21:01 WIB
Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Asrul Gailea, bersama Plt Kadis Pertanian Malut Muhtar Husen dan Pemkab Habat panen raya jagung (Foto: Ist)
Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Asrul Gailea, bersama Plt Kadis Pertanian Malut Muhtar Husen dan Pemkab Habat panen raya jagung (Foto: Ist)

Jailolo, MI – Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara (Malut) bersama Kelompok Tani (Poktan) Tutari Laha dari Desa Soakonora, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) menggelar panen raya jagung hibrida. 

Acara yang berlangsung di lahan tani Poktan Tutari Laha ini berjalan dengan baik dan lancar. Lahan panen jagung memiliki luas mencapai 30 hektar, namun baru digarap seluas 11 hektare.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pemberian bantuan alat pertanian dari Dinas Pertanian Malut kepada Poktan Tutari Laha. Bantuan tersebut meliputi alat semprot tanaman atau handsprayer, cultivator atau traktor mini, dan pupuk tanaman.

Penyerahan bantuan dilakukan oleh Penjabat (Pj) Gubernur yang diwakili oleh Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Asrul Gailea, yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Malut Mukhtar Husen beserta jajarannya.

Bupati Halmahera Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Kajari Halbar, perwakilan Dandim dan Polsek Halbar, Kepala Dinas Pertanian Halbar, Kepala Desa Soakonora, para Poktan Tutari Laha, serta masyarakat Desa Soakonora turut hadir dalam acara tersebut pada Selasa (2/7/2024).

Dalam sambutannya, Asisten III Gubernur Asrul Gailea menyampaikan bahwa gerakan panen ini merupakan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program pembangunan pertanian nasional. Ia memberikan apresiasi atas kerja keras para petani dan masyarakat dalam mendorong pembangunan pertanian. 

“Kita sangat apresiasi masyarakat Desa Soakonora, khususnya para petani yang saat ini mulai memanen hasil tanam jagungnya,” ujar Asrul.

Asrul menambahkan bahwa pengolahan pertanian yang belum maksimal disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterbatasan anggaran, sumber daya manusia (SDM) yang belum terlatih, dan budaya kerja masyarakat yang lebih menyukai tanaman jangka panjang ketimbang tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. 

“Untuk SDM, banyak generasi muda yang lari ke tambang sehingga sektor pertanian tidak lagi menjadi pilihan. Akibatnya, kebutuhan pangan banyak dipasok dari luar daerah. Harapannya, Halbar bisa menjadi penyuplai barang ke luar daerah dan upaya serta kerja keras yang sudah dimulai ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Malut Mukhtar Husen menyatakan bahwa pemerintah mendorong untuk memaksimalkan sektor pertanian baik dari pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. 

Setiap daerah diharapkan memiliki pengembangan sektor pertanian tersendiri agar mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan tidak lagi bergantung pada pasokan dari luar daerah. 

“Setiap kegiatan pertanian selalu dikoordinasikan agar sinkron dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Panen bersama dan bantuan ini merupakan bagian dari dukungan pemerintah terhadap kemajuan sektor pertanian di semua daerah,” tutup Mukhtar. (RD)