Presiden Sebut Harga Beras Normal, Ombudsman Bilang Naik? Ini Faktanya

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 29 Februari 2024 11:20 WIB
Ilustrasi Beras Mahal (Foto: Ist)
Ilustrasi Beras Mahal (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Yeka Hendra Fatika, mengungkap penyebab naiknya harga beras belakangan ini, dikarenakan masalah faktor produksi yang terjadi di beberapa wilayah Pulau Jawa sehingga mengalami gagal panen.

"Jadi, harga beras sekarang tinggi penyebabnya adalah karena permasalahan produksi," kata Yeka di Kantor Ombudsman RI, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (28/2).

Yeka lantas mencontohkan gagal panen yang dialami petani, di Indramayu. Penyebabnya, karena sedang dilakukan pembangunan bendungan.

"Untuk Indramayu, memang agak khusus penyebabnya. Karena kan sedang ada pembangunan proyek bendungan, jadi ada beberapa desa, 5 desa pasti gagal panen," ujarnya.

Penyebab lainnya, lanjut Yeka, petani menghadapi masalah hama, seperti tikus dan wereng yang terlambat ditangani. Belum lagi masalah kekurangan air yang menyebabkan padi semakin rentan terhadap penyakit. Persoalan serupa juga dialami beberapa kota lainnya.

Kata Yeka, kenaikan harga beras di bulan Desember dan Januari sebenarnya musiman. Namun, kenaikan harga beras kali ini sudah di luar kewajaran.

"Setiap Desember-Januari, setiap tahun memasuki Desember Januari pasti harga beras naik, itu sudah sunatullah. Cuman kalau menurut saya harga beras sekarang ini naik di luar kewajaran," ujarnya.

Untuk itu, Yeka meminta pemerintah segera menangani persoalan produksi lebih serius, sehingga mitigasi tidak berlarut-larut lagi. 

Sebelumnya, presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim harga beras sudah turun di sejumlah pasar. Ia pun meminta narasi harga beras naik tidak langsung ditelan mentah-mentah. Ia juga meminta agar masyarakat kembali memeriksa harga beras di pasaran.

"Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu ya harga beras naik. Coba dicek di Pasar Induk Cipinang, cek ke Pasar Johar, ini pasar-pasar beras harus dicek," kata Jokowi usai menghadiri acara Rapim TNI/Polri di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2).

"Coba kalian datang ke Pasar Cipinang, cek harga turun apa naik. Cek di Pasar Johar, naik atau tidak, turun atau tidak," tambah Jokowi. 

Sementara berdasarkan pantauan Monitorindonesia.com, kelangkaan beras dan mahalnya harga beras masih terjadi di wilayah Tengerang Selatan, Banten pada, Rabu (28/2) sore. 

Beberapa minimarket dan super market grosir yang ada di wilayah tersebut terjadi kekosongan stock beras belakangan ini. Sementara harga beras yang dijual di pasar tradisional dan agent atau pengecer beras mengalami kenaikan harga yang dinilai sangat memberatkan masyarakat. (DI)