Masyarakat Internasional Kecewakan Gaza

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 29 April 2024 22:23 WIB
Warga Palestina mengungsi setelah Israel menggempur Masjid Sousi di Kota Gaza, 9 Oktober 2023 (Foto: MI Repro Reuters)
Warga Palestina mengungsi setelah Israel menggempur Masjid Sousi di Kota Gaza, 9 Oktober 2023 (Foto: MI Repro Reuters)

Arab Saudi, MI - Arab Saudi mengatakan masyarakat internasional telah mengecewakan Gaza. Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan kembali seruannya untuk dibentuknya negara Palestina, dalam sebuah pertemuan ekonomi global yang dihadiri sejumlah mediator.

"Situasi di Gaza jelas merupakan bencana dalam segala hal, bencana kemanusiaan, tetapi juga kegagalan dari sistem politik yang ada untuk menangani krisis tersebut," ungkap Pangeran Faisal bin Farhan saat berbicara di hari pertama pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia di Arab Saudi pada Minggu (28/4/2023) seperti diberitakan oleh sejumlah media Arab.

"Hanya ada jalan yang kredibel dan tidak dapat diubah menuju negara Palestina", yang akan mencegah dunia menghadapi "situasi yang sama dalam dua, tiga, empat tahun ke depan," lanjutnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, para pemimpin Palestina, pejabat-pejabat tinggi dari negara-negara lain yang mencoba menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas menghadiri pertemuan di Riyadh.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa AS "adalah satu-satunya negara yang mampu" mencegah invasi Israel ke kota Rafah di Gaza. "Kami mengimbau AS untuk meminta Israel menghentikan operasi militer ke Rafah," ujarnya. 

Abbas memperingatkan, operasi militer tersebut akan membahayakan dan menggusur warga sipil. Juga menjadi "bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina."

Perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 34.000 orang di wilayah tersebut, yang sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan. Perang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel, yang mengakibatkan kematian 1.170 orang. Sebanyak 250 orang lainnya disandera.