Salah Satu Direksi PT Pertamina Terbaru Sempat Disebut Makelar Kasus Korupsi BTS Kominfo

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 2 Februari 2024 20:30 WIB
PT Pertamina (Persero) (Foto: Dok MI)
PT Pertamina (Persero) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Rabu (31/1/2024) mengubah pimpinan puncak PT Pertamina (Persero) melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).

Perubahan tersebut, yakni pengangkatan dua direksi baru Pertamina masing-masing Wiko Migantoro sebagai Wakil Direktur Utama dan Ahmad Siddik Badruddin sebagai Direktur Manajemen Risiko.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam SK-25/MBU/01/2024 tentang Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan dengan penambahan jajaran direksi tersebut diharapkan perseroan bisa bergerak semakin agresif dengan tetap mengutamakan aspek pengelolaan risiko.

"Ke depannya, Pertamina akan bekerja lebih agresif, lebih cepat dengan mengutamakan manajemen risiko. Dengan jajaran direksi baru ini, Pertamina optimis mencapai target menjadi perusahaan energi terdepan," kata Fadjar, Kamis (1/2).

Wiko sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) atau Subholding Upstream Pertamina. Sementara itu, Ahmad sebelumnya menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri.

Melalui RUPS tersebut, saat ini susunan Direksi Pertamina sebagai berikut.

- Direktur Utama: Nicke Widyawati
- Wakil Direktur Utama: Wiko Migantoro
- Direktur Manajemen Risiko: Ahmad Siddik Badruddin
- Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha: A. Salyadi Dariah Saputra
- Direktur Logistik dan Infrastruktur: Alfian Nasution
- Direktur Keuangan: Emma Sri Martini
- Direktur Penunjang Bisnis: Erry Widiastono
- Direktur Sumber Daya Manusia: M Erry Sugiharto.

Dari jajaran direksi itu, ada yang sempat disebut-sebut dalam pusaran kasus dugaan korupsi BTS 4G Bakti Kominfo atau makelar kasus ini. Adalah Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina, Erry Sugiharto.

Namun dia sudah memantah dugaan keterlibatan dalam kasus yang merugikan negara sekitar Rp 8,032 triliun menyeret mantan Menkominfo Johnny G Plate dan 15 tersangka lainnya.

Adapun nama Erry sempat disebut oleh salah satu tersangka kasus ini, Irwan Hermawan. Erry menyatakan menghormati dan mendukung pengusutan kasus korupsi pembangunan BTS milik Badan Aksesibilitas Telekomunikasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tersebut. Meskipun demikian, dia membantah jika ikut terlibat dalam kasus tersebut. 

"Saya tidak pernah berhubungan dengan proyek BTS 4G, orang-orangnya maupun kegiatan apapun terkait proyek tersebut. Sehingga saya tidak membenarkan informasi yang beredar bahwa saya terkait dan menerima uang dari proyek tersebut," kata Erry melalui pernyataan tertulis yang diterima pada Senin (3/7/2023) lalu.

Sebelumnya nama Erry terungkap dalam pengakuan Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan. Kepada penyidik Irwan mengaku sempat mengumpulkan uang sebesar Rp 243 miliar dari sejumlah perusahaan penggarap proyek tersebut. 

Irwan menyatakan bahwa pengumpulan uang itu dilakukan atas perintah Direktur Bakti Kominfo, Anang Achmad Latif. Menurut Irwan, uang itu untuk meredam pengusutan perkara proyek ini oleh Kejaksaan Agung. 

Setelah berhasil mengumpulkan uang itu, Irwan menyatakan menyerahkan uang itu sebagian diantaranya kepada Erry. Nilainya Rp 10 miliar. Selain Erry, terdapat juga nama lain seperti kepada Staf Menteri Kominfo Johnny G. Plate sebesar Rp 10 miliar, serta kepada Dito Ariotedjo sebesar Rp 27 miliar.