Menkopolhukam Buka Suara soal Jampidsus Dikuntit Anggota Densus 88 AT Polri

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Mei 2024 10:39 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto akan berbicara langsung dengan Kapolri dan Jaksa Agung soal isu Jampidsus dikuntit Anggota Densus 88 AT Polri (Foto: MI/Ant)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto akan berbicara langsung dengan Kapolri dan Jaksa Agung soal isu Jampidsus dikuntit Anggota Densus 88 AT Polri (Foto: MI/Ant)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto buka suara soal kabar penguntitan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) oleh Anggota Datasemen Khusus (Densus) 88 AT Polri. 

Mantan Panglima TNI itu Hadi akan berbicara langsung dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.  

Menurut Hadi saat ini adanya penguntitan hingga kini masih simpang siur. Alasannya ia melihat hubungan antar dua lembaga sejauh ini masih baik. 

Terlebih lagi kedua pimpinan lembaga negara itu sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (27/5/2024) dan terlihat akur.  

"Kita melihat secara umum saja, aman. Tidak ada apa-apa. Biarlah, biar saya nanti yang akan berbicara dengan keduanya," kata Menko Hadi menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di kantornya seperti dikutip pada Selasa (28/5/2024).  

Hadi mengatakan pertemuan antara Jaksa Agung dan Kapolri bisa dilakukan kapan saja. Menurut Hadi, bila ada insiden tertentu biasanya ia akan langsung menghubungi Jaksa Agung dan Kapolri.  “Kapan pun, malam hari pun kita tinggal japri terkait permasalahan-permasalahan di seluruh Indonesia semuanya," tandasnya.

Diberitakan, Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah diduga dikuntit oleh Anggota Densus 88 AT saat makan malam di salah satu restoran Prancis di kawasan Jakarta Selatan.

Sementara itu, Kejagung merespons anggota Densus 88 Antiteror Polri diduga mata-matai Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah. Belum diketahui penyebab tindakan tersebut. 

Berdasarkan informasi beredar, Febrie dimata-matai 2 orang saat makan malam di salah satu restoran kawasan Cipete, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana mengaku belum mengetahui informasi tersebut. "Saya tidak mendapatkan informasi ini, justru saya tahu dari media," ujarnya, Jumat (24/5/2024).

Dia enggan berkomentar lebih banyak, termasuk apakah Kejagung akan memastikan kebenaran kabar tersebut ke Jampidsus Febrie Adriansyah dan Densus 88 atau tidak.

"Saya belum bisa komentar apapun, karena saya belum dapat info apa-apa," tuturnya. 

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi Monitorindonesia.com belum memberikan respons. Belum diketahui juga apa motif anggota Densus 88 diduga menguntit Febrie.

Di lain sisi, personel Puspom TNI bekerja sama dengan pihak keamanan internal Kejaksaan Agung serta aparat penegak hukum lainnya untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi potensi ancaman. "Pengamanan ini mencakup patroli rutin, pemeriksaan kendaraan, serta pengawasan terhadap individu yang keluar masuk area Kejaksaan Agung," tulis TNI.

Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan situasi keamanan di Kejaksaan Agung dapat terjaga dengan baik, sehingga para penegak hukum dapat menjalankan tugasnya tanpa gangguan.

Adapun Anggota Densus itu terciduk saat membuntuti Jampidsus Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah diduga Iqbal Mustofa (IM) Saat itu dia diduga menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan menggunakan nama inisial HRM. 

Berdasarkan foto ID Cardnya yang diterima Monitorindonesia.com, HRM merujuk pada nama Herjuna Raka Maheswara. Berdasarkan informasi yang diterima juga, dia saat itu tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus." 

Tak sendiri, IM diduga menjalankan misi bersama lima orang lainnya yang dipimpin seorang perwira menengah Kepolisian. Namun, hanya IM yang berhasil diamankan pengawal Jampidsus saat itu.