Imbas Harga BBM Naik Kapal Nelayan Ngendon di Pelabuhan, Warganet: Kami Sudah Remuk!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 29 Juli 2022 12:45 WIB
Jakarta, MI - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap saat ini banyak kapal tidak melaut atau terparkir di pelabuhan saja. Jumlahnya hingga 2.000 kapal nelayan karena imbas kenaikan bahan bakar minyak (BBM) kapal non subsidi. Hal ini jadi perbincangan hangat di media sosial (Medsos) salah satunya di Twitter. Salah satu warganet Twitter, Gigin Praginto, mengungkapkan bahwa para nelayan saat ini sebenarnya sudah remuk dan butuh perhatian dari pemerintah Indonesia. "Bagi para nelayan ini perekonomian sudah remuk, tidak baik-baik saja seperti kata para pembesar negeri beserta begundalnya yang hidup nikmat berkat anggaran 1,2 triliun rupiah," kata pemilik akun @giginpragianto itu seperti dikutip Monitorindonesia.com, Jum'at (8/7). Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini mengatakan terparkirnya kapal-kapal nelayan karena adanya kenaikan harga BBM yang sebelumnya Rp 8.000 menjadi Rp 18.000 hingga Rp 23.000 per liter. "Kapal-kapal yang sudah punya izin sebagian besar di pelabuhan sekarang. Dia tidak melakukan penangkapan tidak berangkat karena mahalnya BBM," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/7). Adapun jumlah kapal di seluruh wilayah yang kini terparkir sebanyak 2.000 kapal. Padahal biasanya dalam satu bulan kapal yang berlayar untuk menangkap ikan sebanyak 4.000 kapal. "Yang berlayar dengan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) drop 50%, tadinya satu bulan 4.000 (yang berlayar) sekarang 2.000 atau 50%-nya tidak melaut," ungkapnya. "Teman-teman bisa lihat, di Muara Baru betapa menumpuknya kapal-kapal biasanya di sana 300 kapal per hari. Yang ada di sana sekarang sudah mencapai 800-an kapal," tambahnya. Menurutnya, kenaikan harga BBM untuk kapal nelayan akan mengakibatkan kerugian besar bagi pelaku usaha. Sebab, pengeluaran untuk BBM saja dalam setahun bisa naik lebih dari dua kali lipat dari biasanya. "Kalau dipaksakan (berlayar), saya sudah bicara oleh beberapa pengusaha, ini akan terjadi kerugian dihitung harga besaran kapal 60 GT kalau dia berlayar 1 tahun tadinya biayanya kira-kira sekitar 4 kali melaut harus mengeluarkan kira-kira Rp 2 miliar. Sekarang itu bisa mencapai Rp 5 miliar," pungkasnya. [Ode]

Topik:

KKP nelayan Kapal Laut