FIFA Minta Rumput JIS Diganti, Loyalis Anies yang Ngotot Pada Kemana Nih, Sibuk?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 27 Juli 2023 14:39 WIB
Jakarta, MI - Surat Federation Internationale de Football Association (FIFA) kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi jawaban pro-kontra rumput Jakarta International Stadium (JIS) yang selama ini disebut sudah sesuai standar FIFA. Dalam surat elektronik tertanggal 20 Juli 2023, FIFA meminta PSSI mengganti seluruhnya rumput hybrid JIS jika ingin menggunakannya sebagai venue Piala Dunia U-17. Permintaan ini merupakan rekomendasi Manajer Lapangan Senior FIFA, Alan Ferguson. JIS direncanakan sebagai salah satu arena pertandingan Final Piala Dunia FIFA U-17, pada November 2023 mendatang. Prabu Revolusi, jurnalsi senior menyindir pihak-pihak yang sebelumnya lantang membela JIS warisan dan kebanggan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga bacapres 2024. "Setelah keluar surat FIFA atas JIS ttg rekomendasi ganti rumput, yang kemarin bersuara kencang dan nuduh mempolitisasi tiarap semua. Kami undang bicara di talkshow dl. dua hari ini semuanya mendadak gk respon atau sibuk," sindir Prabu lewat cuitannya di Twitter, dikutip Monitorindonesia.com, Kamis (27/7). Loyalis Anies Ngotot Geisz Chalifah, salah satu loyalis Anies yang paling ngotot bahwa rumput JIS sudah sesuai standar FIFA. JIS menggunakan rumput hybrid yang sama seperti digunakan pada stadion kualitas dunia lainnya, seperti di markas klub Jerman, Bayern Munchen yakni Stadion Allianz Arena. Agronom yang juga Chairman Karya Rama Prima Qamal Mutaqin bahkan kerap diolok sebagai tukang rumput yang tidak mengerti masalah rumput hybrid. Begitu juga dengan mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu yang menyayangkan manuver dua menteri Jokowi yakni Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang sebelumnya memeriksa JIS. “Pak Menteri Erick Thohir dan Pak Menteri PUPR Pak Basuki yang terhormat, kok Bapak percaya sama ahli rumput yang tidak paham seperti ini ?” tulis Said Didu, di akun Twitter @msaid_didu. Said Didu lantas menduga kuat bahwa manuver kedua bawahan Jokowi itu tak lebih dari politisasi untuk menyudutkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. “Dengan fakta ini, mohon Bapak jangan lagi ngeles bahwa Bapak tidak mempolitisir JIS untuk menjelekkan Pak Anies Baswedan,” sebut Said Didu. Alasan FIFA Minta Ganti Rumput JIS Mengacu pada hasil penilaian manajemen lapangan, FIFA mencatat bahwa saat ini, permukaan lapangan JIS menggunakan sistem tipe karpet dengan pengisi 60mm di bagian atas. Bagian itu biasanya terbuat dari bahan jenis organik. FIFA mengemukakan kesulitan yang akan timbul jika mempertahankan sistem karpet seperti itu. Kesulitan yang dimaksud adalah efektivitas akar yang sulit mencapai bagian alas karpet karena terhalang 5 cm, antara zona akar atas dan zona akar bawah yang membuat pertumbuhan akar menjadi tidak efektif. Lapangan dengan jenis karpet seperti ini juga akan mempersulit proses perawatan dengan mekanisme tertentu. Hal ini telah menjadi masalah yang umum dengan beberapa karpet yang tersedia di pasaran. Konsep yang ingin dimiliki adalah permukaan lapangan yang dapat ditukar dengan cepat pada multifungsi stadion, dalam suatu turnamen. Namun, sistem ini tidak memiliki putaran yang konsisten dan kualitas pertandingan yang dihasilkan tidak sama. "Pada pertandingan juga dapat menghasilkan banyak kerusakan kecil akibat dari pengakaran yang dangkal pada permukaan," demikian isi surat FIFA tersebut. Dalam suratnya, Alan mengungkapkan, jenis rumput yang digunakan di Indonesia adalah Zoysia yang lambat untuk pulih. Faktor ini akan menghasilkan permukaan lapangan yang buruk di JIS. Dengan skenario karpet seperti ini, bisa menyebabkan kerusakan kecil yang dapat terjadi dengan cepat setelah dua atau tiga pertandingan. Setelah lapisan sedalam 5 cm dilepas, dapat diganti dengan zona akar baru dan baru dipasang. Manajer Lapangan Senior FIFA, Alan Ferguson menjelaskan, setelah rumput dipasang, dia ingin permukaan dijahit menggunakan jarak konvensional sedalam 2 cm x 18 cm seperti yang sudah dilakukan FIFA di Indonesia sebelumnya. Pengerjaan semacam itu, tulis Alan, harus dilakukan dalam jangka waktu delapan hingga 10 pekan. Menurut FIFA, pekerjaan tersebut dapat disediakan oleh konsultan lapangan yang disetujui Induk Sepak Bola dunia ini. FIFA menyatakan, siap mendukung proses tersebut dengan semua keahlian dan pengalaman yang mereka miliki. "Namun, saya mengusulkan bahwa perubahan ini harus dilakukan secepat mungkin untuk mendapatkan pertumbuhan rumput yang maksimal menjelang turnamen diselenggarakan," demikian Alan. (Wan)