Kapasitas PLTU Mau Dikurangi, Kenapa?

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 28 Oktober 2023 10:47 WIB
PLTU Suralaya di Cilegon (Foto :  PT PLN )
PLTU Suralaya di Cilegon (Foto : PT PLN )

Jakarta, MI – Saat ini kondisi sistem kelistrikan Jawa-Bali masih mengalami kelebihan atau over suplai, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kondisi ini memungkinkan penurunan kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah tersebut.

PLTU Suralaya 1, 2, 3 dan 4 adalah beberapa PLTU yang masuk radar untuk ditekan kapasitasnya.

Jisman P Hutajulu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM, mengakui bahwa akan ada penurunan kapasitas di PLTU. Namun, dia tidak dapat memastikan apakah PLTU Suralaya 1, 2, 3 dan 4 akan ditekan.

Kalaupun kapasitasnya dikurangi, kata Jisman, tidak akan berpengaruh dari sisi pasokan listrik. "Belum pasti itu, yang pasti sistem Jawa-Bali ini sedikit oversupply, jadi agak mudah ketika nanti ada financing untuk pembangkit tertentu untuk PLTU ini tidak terlalu sulit karena tidak punya sistem. Kita kan overcapacity" kata Jisman kepada Wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (27/08).

Jisman berpendapat bahwa, untuk mencapai target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), penggunaan energi terbarukan harus menggantikan emisi dari pembangkit batu bara.

Jika NDC menghasilkan penurunan emisi, hal itu harus dipertimbangkan secara menyeluruh. Dia berkata, "Saya tidak menyebut Suralaya karena kami masih berbicara dan belum membuat keputusan. Misalnya, jika sebuah PLTU ingin menurunkan porsinya, mereka mungkin menurunkan emisi satu ini, kemudian ditambah lagi ebt, jadi semuanya selesai."(Ran)