Dikbud Mubar dapat DAK Rp 11,8 Miliar, Waka Komisi X DPR Harap SDN 2 Lawa segera Direnovasi

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Maret 2024 05:21 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Lawa, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mengalami kerusakan parah menjadi perhatian Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Pasalnya, berdasarkan pengakuan salah satu guru SD Negeri 2 Lawa, Wa Haria, bahwa sejak pertama kali sekolah itu dibangun baru satu kali dilakukan renovasi, tetapi renovasi yang dilakukan tidak keseluruhan yakni di tahun 2011.

"Ini akan menjadi perhatian kami di Komisi X DPR RI yang salah satunya membindangi lingkup pendidikan. Jika terus dibiarkan akan membahayakan murid-murid di sana. Apalagi ada salah satu ruangan yang sempat ditimpah batang kelapa," kata Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian begitu disapa Monitorindonesia.com, Rabu (20/3/2024) pagi.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim sebelumnya pernah menyinggung soal sarana prasarana sekolah. Di mana, kata dia, prinsip keamanan pada sarana dan prasarana sekolah yang dibangun telah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.

Selain itu, telah ditetapkan pula penerapan Permendikbudristek Nomor 22 Tahun 2023 tentang Standar Sarana Prasarana Satuan Pendidikan. Sarana prasarana pendidikan yang rusak sedang atau berat bakal direhabilitasi melalui DAK fisik bidang pendidikan. 

Hetifah Sjaifudian pun berharap pemerintah daerah setempat dan pihak-pihak terkait dapat berkerja sama segera melakukan perbaikan sekolah tersebut. 

"Kondisi sekolah ini sudah sangat berbahaya, dan dapat mengancam keselamatan anak didik maupun guru dan tenaga kepedidikan. Memang sudah tidak bisa ditunda perbaikannya. Semoga menambah semangat belajar anak-anak. Pastikan renovasi berjalan tepat waktu," imbuhnya.

Kondisi SD Negeri 2 Lawa

Sekolah tersebut berada di Jalan Poros Raha Wamengkoli atau di samping SMP Negeri 1 Lawa. Tiang bangunan, plafon di ruang belajar, perpustakaan dan ruang IT mengalami kerusakan.

Kepala SDN 2 Negeri Lawa Wa Angge menjelaskan, pada bagian gedung yang rusak berat adalah plafon dan pilar sudah retak. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka siswa yang masuk sekolah pakai sistem shift (giliran).

"Sistem shift ini kita terapkan sudah berjalan sepekan. Jadi siswa ada yang masuk pagi dan ada yang masuk sore hari," kata Wa Angge, Selasa (19/3/2024).

Wa Angge menambahkan, kerusakan tersebut sebenarnya sudah disampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muna Barat. "Waktu itu disuruh perbaiki Dapodik supaya dicek oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Bangunan ini mulai rusak sejak tahun 2019 lalu," bebernya. 

Sempat Direnovasi

Wa Haria mengatakan, pada tahun 2011 lalu yang direnovasi hanya atap, plafon, dan lantai yang awalnya dari ubin menjadi tegel (keramik).  Kemudian saat 2019, plafon di salah satu ruang belajar rusak akibat ditimpah batang kelapa, sehingga menyebabkan plafon bolong. 

Pada 2019 lalu itu, pihak Dinas Pendidikan telah melakukan survei, tetapi sampai saat ini belum ada realisasi yang dilakukan. Sejak rusaknya plafon ruang kelas belajar itu. "Jika hujan deras air masuk di dalam ruangan sehingga para siswa harus belajar di luar ruangan atau teras".

https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2024/03/19/Butolo-SD-rusak.jpg.webp
Pj.Bupati Muna Barat La Ode Butolo, saat meninjau salah satu sekolah SD di Kecamatan Lawa, yang ruang kelasnya rusak berat. (Foto Antara/La Ode Biku)

Sementara itu, Kepala SDN 2 Lawa, Wa Angge mengatakan, sejak belajar di luar ruangan pihaknya memberikan opsi dengan menggunakan shift dalam proses belajar mengajar.

Kondisi gedung SD Negeri 2 Lawa itu menjadi perhatian Pj Bupati Muna Barat, La Ode Butolo. Dia mengaku akan segera merenovasi secara utuh gedung sekolah tersebut. 

Pasalnya, kerusakan yang dialami sangat parah bahkan tiang penyangga keropos atau akan runtuh. "Segera mungkin akan direnovasi oleh Pemda sebab ini pelayanan dasar," kata La Ode Butolo.

Dikbud Mubar dapat DAK Rp 11,8 Miliar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Muna Barat (Mubar) telah mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini sekira Rp 11,8 miliar.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk pembenahan dan membangun infrastruktur sekolah di mubar. Soal realisasi penggunaan DAK tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mubar, Ahmad Ramadhan menyatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk mengatur sekolah mana saja yang mendapatkan. 

Menurut dia, semua telah ditentukan langsung oleh pemerintah pusat sesuai regulasi yang ada. “Yang pasti Rp 11,8 miliar anggaran Dak diperuntukan untuk Taman Kanak-kanak (TK), sanggar kegiatan Belajar (SKB), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Untuk besarannya Dak yang didapatkan juga berbeda-beda,” ujarnya pada Kamis (29/2/2024) lalu.

Pemanfaatan DAK telah ditentukan, lanjut dia, misalnya untuk dua TK yang mendapatkan anggaran DAK tahun ini seluruhnya akan dimanfaatkan untuk pembangunan ruang guru, dengan nominal masingmasing Rp sekolah Rp 197 juta. 

Untuk tingkat SD ada beberapa sekolah yang mendapatkan DAK dengan besaran keseluruhan sekira Rp 5,2 miliar. “Seluruhnya akan digunakan untuk rehab ruang kelas, toilet, pembangunan ruang kelas baru, pembangunan unit kesehatan sekolah, pembangunan perpustakaan, pembangunan laboratorium komputer dan pengadaan alat praktek,” ungkapnya.

Adapun sisa anggaran DAK diperuntukan untuk peningkatan infrastruktur pendidikan di SMP dan SKB. Untuk MP anggaran DAK itu akan digunakan untuk rehab ruang kelas, perpustakaan, ruang guru, toilet dan pembangunan laboratorium komputer.

Lebih lanjut, Ahmad menuturkan, bahwa pada April 2024 mendatang, penggunaan DAK mulai direalisasikan. Untuk itu ia meminta agar tim penggunaan anggaran dari sekolah yang mendapatkan Dak segera menyiapkan seluruh dokumen. 

“Kalau sudah siap semua dokumen insya allah bulan april mulai berjalan. karena semua tergantung kesiapan dokumen. administrasi lengkap maka angaran akan turun dari pusat masuk kasda. Kemudian sekolah bermohon ke kasda untuk ditransfer ke rekening sekolah,” pungkasnya.