Tepis Tudingan TKN, Mardani Ali Sera Sebut Koalisi dengan Kubu 03 untuk Pastikan Pemilu Luber Jurdil

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 16 Januari 2024 15:47 WIB
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera (Foto: MI/Dhanis)
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, membantah tudingan TKN Prabowo-Gibran terkait terbentuknya kubu koalisi Pasangan Calon (paslon) 01 dan 03 yang hendak mengeroyok paslon 02 di Pilpres 2024.

Menurutnya, hal itu bukanlah koalisi untuk menyerang paslon 02, tetapi merupakan bentuk komitmen kerjasama dari kubu 01 dan 03 untuk menjaga pemilu yang lugas, bersih, jujur dan adil (luber jurdil) serta tejaganya netralitas dari aparatur negara.

"Tidak, tetapi beberapa pembicaraan lebih kepada Pemilu berjalan luber dan jurdil, karena indikasi penggunaan aparat negara, PJ Gubernur, ada sekda, ada satpol PP, ada beberapa instrumen lainnya itu agak masif," kata Mardani kepada Monitorindonesia.com di kompleks parlemen Jakarta, Selasa (16/1).

Selain itu, Mardani juga menyinggung beberapa menteri di kabinet Indonesia maju yang dinilainya melakukan kampanye di tempat yang tidak seharusnya dipakai untuk berkampanye. Untuk itu, kata dia, pihaknya bersama kubu 03 akan konsisten mengawasi jalannya Pemilu 2024.

"Kemarin beberapa menteri juga agak vulgar padahal di tempat yang tidak layak untuk kampanye. Sehingga kita melihat perlu ada kerjasama bersama untuk mengawasi," tukasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengaku tak khawatir jika ada persekongkolan dari capres 01 dan 03 yang berupaya menyerang Prabowo Subianto dalam debat-debat pilpres. Menurutnya hal itu adalah biasa dialami oleh orang atau sosok yang dianggap kuat, sehingga dijadikan musuh bersama. 

"Ya kan memang sudah biasa yang namanya jagoan itu memang selalu dikeroyok, jadi tidak ada yang baru," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/1).

"Itu biasa dalam pertempuran segitiga, ini biasa. Karena itu biasa maka kita biasa-biasa saja," jelasnya. (DI)