Namanya Berkali-kali Disebut Gibran di Debat Cawapres ke-2, Siapa Tom Lembong?

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 21 Januari 2024 23:51 WIB
Mantan Kepala BKPM Thomas Lembong [Foto: Doc. Setkab]
Mantan Kepala BKPM Thomas Lembong [Foto: Doc. Setkab]
Jakarta, MI - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, menyinggung nama timses nomor 1 Thomas Lembong dalam Debat Cawapres di JCC Jakarta, Minggu (21/1).

Awalnya Gibran heran lantaran cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tak mengerti terkait LFP atau lithium ferrophosphate. Pasalnya, menurut Gibran hal itu sering didengungkan oleh tim sukses capres-cawapres Anies-Muhaimin, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.

"Paslon nomor 1 dan tim suksesnya sering menggaungkan LFP, saya tidak tahu pasangan nomor 1 ini antinikel atau bagaimana," kata Gibran dalam sesi tanya jawab antarcawapres.

Lalu moderator meminta Gibran, untuk menjelaskan maksud LFP. Gibran pun menjelaskan maksudnya dengan nada meninggi.

"Saya jelaskan juga enggak apa-apa. LFP, lithium ferro phosphate, tadi sudah saya bilang, itu sering digaungkan Pak Tom Lembong," jelasnya.

Siapa sebenarnya Tom Lebong?

Mengutip berbagai sumber, nama asli Tom Lembong adalah Thomas Trikasih Lembong. Sejak lama, nama Tom Lembong dikenal sebagai ekonom senior. 

Pria kelahiran 4 Maret 1971 ini, meraih gelar sarjananya di Universitas Harvard pada 1994 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola.

Perjalanan kariernya dimulai dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di New York dan Singapura pada 1995. Ia kemudian menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia pada 1999-2000. 

Kecermalangan isi kepala Tom Lembong terkenal di dalam negeri, setelah ia terlibat dan punya peran penting dalam proses rekapitalisasi dan merger empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Eksim, Bank Dagang Negara, dan Bank Bapindo menjadi Bank Mandiri.

Tom Lembong pun, menjadi sosok penting dibalik pemulihan Bank BCA yang runtuh akibat krisis moneter pada 1998. Ia didapuk menjadi Senior Vice President dan Kepala Divisi Penanggung Jawab Restrukturisasi dan Penyelesaiakn Kewajiban Salim Group kepada negara.

Ketika pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), di bawah Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, yang bertujuan merekapitalisasi dan merestrukturisasi perbankan Indonesia yang terdampak badai krisis keuangan pada 1998, Tom Lembong dipercaya sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior periode 2000-2002.

Sepanjang 2002 hingga 2014, Tom Lembong serius berada di balik layar perusahaan bisnis, keuangan dan investasi. Tom baru terlibat politik praktis pada 2013. Saat itu ia menjadi penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Jokowi yang saat itu menjadi Gubernur DKI. Dan keterlibatan Tom Lembong pada kiprah Jokowi terus berjalan sepanjang masa jabatan pertama Jokowi sebagai Presiden RI.

Thomas Lembong dipercaya Jokowi sebagai menteri perdagangan pada 2015-2016. Ia kembali dipercaya masuk kabinet dengan menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sekarang menjadi Kementerian Investasi, pada 2016-2019.

Kecermalangan Tom membuatnya meraih banyak penghargaan. Tahun 2008, Tom mendapat penghargaan sebagai Pemimpin Muda Global oleh Forum Ekonomi Dunia. Tahun 2017, Tom juga mendapat penghargaan Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship. 

Tahun 2020 ia menerima penghargaan Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade atau Gwanghwa Medal dari Korea Selatan. Hingga hari ini, Tom Lembong masih menjadi nama penting dalam berbagai kebijakan perekonomian Indonesia. 

Meski pernah dekat dan menjadi orang penting bagi Jokowi, kini Tom Lembong berada di kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.