Kata Cak Imin Kiamat Makin Dekat, Perkara Apa Saja yang Harus Dipertanggungjawabkan Nanti?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 22 Januari 2024 19:44 WIB
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (Foto: Dok MI)
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Ada hal yang menarik sekaligus bikin kaget dalam debat calon wakil presiden (cawapres) kedua atau debat pemilihan presiden (pilpres) keempat pada Minggu (21/1) di JCC Senayan tadi malam.

Menariknya apa? Ya, ditengah perdebatan itu, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyinggung bahwa kiamat semakin dekat. 

Bukan tanpa alasan Cak Imin melontarkan hal itu, soalnya kerusakan lingkungan hidup semakin parah. Di mana kata dia, bencana ekologis seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya terus terjadi, terutama dalam sembilan tahun terakhir.

"Sulit terjadi ini bukan main-main, serius. Kalau boleh jujur kiamat makin dekat, ini kok dianggap biasa-biasa saja," kata Cak Imin sebelum melontarkan pertanyaan ke cawapres nomor urut 3 Mahfud Md malam itu.

"Karena itu saya sampaikan catatan penting konflik agraria banyak dan tidak diatasi, petani kurang hak atas akses lahan bahkan masih 17 juta di bawah setengah hektare ini bukan nakut-nakutin tapi fakta yang harus diatasi, ini kesalahan visi atau kesalahan kepemimpinan? tanya Cak Imin ke Mahfud.

"Data yang disampaikan Pak Muhaimin tadi sudah saya sampaikan di opening speech, bahwa konflik agraria di kantor Polhukam saja itu sekarang 2.587 untuk ini, untuk masalah Polhukam saja belum laporan ke polisi, belum laporan ke BPN, itu bisa puluhan ribu," kata Mahfud.

"Artinya itu data sudah saya benarkan dan saya katakan lebih dulu. Persoalannya sekarang bagaimana kita mau selesaikan itu," tambah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

Menyinggung soal hari kiamat, Monitorindonesia.com merangkum dari berbagai sumber soal apa saja perkara yang harus dipertanggungjawakan di akhirat kelak.

Bahwa, di alam akhirat setiap amal perbuatan yang telah diperbuat selama hidup di dunia kelak akan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim hendaknya dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi hari penghakiman tersebut. Setidaknya ada beberapa perkara yang akan dipertanyakan di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda:

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)  

Artinya: Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 4 hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan. (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).   

Dari hadis di atas, disebutkan bahwa setiap manusia pada hari kiamat nanti akan mendapat empat macam pertanyaan yang dapat dijawab berdasarkan amal perbuatannya.

Empat perkara yang akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat itu mencakup pertanyaan tentang umur, jasad, ilmu, dan harta. Mengutip dari laman NU Online Jatim.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing pertanyaan tersebut:

1. Umur

Perkara pertama yang akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat adalah umur kita. Sejak menginjak usia baligh, seluruh yang kita yakini, ucapkan dan perbuat, akan dipertanggungjawabkan. 

Jika telah melakukan seluruh kewajiban dan menjauhkan diri dari semua yang diharamkan, maka akan selamat dan bahagia. Sebaliknya, jika tidak, maka kita akan binasa dan merana.   

2. Jasad 

Jika seluruh anggota badan digunakan untuk berbuat taat kepada Allah, maka akan senang dan beruntung. Sebaliknya, jika menggunakannya untuk bermaksiat, maka akan merugi dan buntung.   

3. Ilmu 

Kita akan ditanya, apakah telah mempelajari bagian ilmu agama yang fardhu ain untuk dipelajari atau tidak. Dan jika telah mempelajarinya, apakah sudah diamalkan ataukah tidak. Ilmu agama yang hukum mempelajarinya fardhu ain adalah seperti dasar ilmu aqidah, hukum dasar terkait bersuci, shalat, zakat bagi yang mampu, puasa, kewajiban hati, maksiat anggota badan dan lain sebagainya. Dalam sebuah hadis diriwayatkan: 

وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ   
Artinya: Sungguh sangat celaka orang yang tidak belajar (ilmu agama yang fardhu ain), dan sungguh sangat celaka orang yang mempelajarinya tapi tidak mengamalkannya.    

4. Harta

Dalam masalah harta, manusia terbagi menjadi tiga golongan, dua celaka dan satu yang selamat. Dua golongan yang celaka pada hari kiamat adalah mereka yang mengumpulkan harta dengan cara yang haram atau dari sumber yang haram, dan mereka yang mengumpulkan harta dengan cara yang halal tapi membelanjakannya untuk hal-hal yang diharamkan. Sedangkan golongan yang selamat adalah mereka yang mengumpulkan harta dengan jalan yang halal dan membelanjakannya untuk perkara-perkara yang halal.  

Rasulullah SAW bersabda:

نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ)    
Artinya: Sebaik-baik harta adalah harta milik orang yang shalih. (HR Ahmad dalam al-Musnad)    

Karena orang yang shalih akan mencari harta dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal yang dihalalkan Allah. (wan)