Viral Video Pembongkaran Kertas Suara di Paniai, Apa Kata KPU?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 Februari 2024 23:50 WIB
Sebuah video yang memperlihatkan tindakan pembongkaran ratusan surat suara Pemilu 2024 oleh sekelompok orang di Paniai, Papua Tengah.
Sebuah video yang memperlihatkan tindakan pembongkaran ratusan surat suara Pemilu 2024 oleh sekelompok orang di Paniai, Papua Tengah.

Paniai, MI - Sebuah video yang menayangkan aksi pengrobekan, pembuangan dan pembakaran logistik Pemilu 2024 di Paniai, Papua Tengah, telah beredar di media sosial, Senin (12/2). Disebutkan logistik pemilu itu sedianya akan dibagikan di empat distrik, yaitu Distrik Kebo, Yagai, Muye dan Deiyai Miyo.

Dilaporkan terdengar suara-suara dari tayangan video yang menyebutkan bahwa mereka melakukan aksi itu karena ada formulir yang tidak disertakan di dalamnya. Mereka mengklaim surat C1 di dalam logistik pemilu itu telah dibongkar.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Paniai telah membenarkan adanya aksi pengrusakan logistik pemilu itu. Ketua KPU Paniai, Sisilia Nawipa menegaskan, pihaknya telah berulangkali menyampaikan bahwa pada Pemilu 2024 tak ada Formulir C1 KWK.

Menurutnya, pihaknya telah menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) bagi penyelenggara tingkat bawah, yakni PPD (Panitia Pemilihan Distrik), PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) sebanyak tiga kali.

"Yang ada di Pemilu 2024 adalah C-Hasil model Pleno, Berita Acara dan Sertifikat Hasil dan C-Salinan. Sehingga kalau ada yang bilang Pemilu 2024 menggunakan Form C1 KWK maka itu memprovokasi situasi untuk menimbulkan konflik di Paniai," kata Sisilia Nawipa saat ditemui di Kantor KPU Paniai, Selasa, (13/2).

Sebab Pemilu 2024 tidak pakai C1 KWK hologram, yang dipakai adalah C-Hasil model Plano, Berita Acara dan Sertifikat Hasil dan C-Salinan.

Dia menolak tuduhan yang menyebutkan semua dokumen itu tidak ada dalam kotak suara. "Semua lengkap ada di kotak suara," tegasnya.

Terkait aksi pengrusakan itu, pihaknya menduga ada berbagai kelompok yang memprovokasi. "Hal ini yang membuat masyarakat tidak tenang sehingga logistik dibakar, dirusak, dibuang dan lainnya," tandasnya.