Wall Street Meroket Berkat Sinyal The Fed

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 1 Desember 2023 10:06 WIB
Ilustrasi NYSE (Foto: Reuters)
Ilustrasi NYSE (Foto: Reuters)

Jakarta, MI – Pada perdagangan Kamis, 30 November 2023, Wall Street cenderung ditutup naik, membukukan kenaikan bulanan terbesar dalam satu tahun. Penguatan pasar saham didukung oleh sentimen Federal Reserve yang lebih dovish.

Dow Jones melonjak 1,47% ke 35.950,89, S&P 500 naik 0,38%, dan Nasdaq turun 0,23% ke 14.226,22. Saham-saham ditutup sebagian besar lebih tinggi pada hari Kamis karena pasar mengakhiri bulan November dengan kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari satu tahun, mengutip Yahoo Finance.

Indeks S&P 500 naik 0,4% setelah bergerak di antara kenaikan dan penurunan. Indeks acuan ini naik 8,9% di bulan November, kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.

Dow Jones Industrial Average melonjak 1,5%, sementara komposit Nasdaq tergelincir 0,2%. Kedua indeks tersebut juga membukukan kenaikan yang solid untuk bulan ini, masing-masing berakhir dengan kenaikan 8,8% dan 10,7%.

Pasar bergerak lebih tinggi secara stabil di sepanjang bulan November karena para investor semakin berharap bahwa Federal Reserve akhirnya selesai menaikkan suku bunga, yang memerangi inflasi dengan memperlambat ekonomi. Harapan tersebut mendapat lebih banyak dukungan dengan laporan bahwa ukuran inflasi yang disukai Fed mendingin bulan lalu.

Reli di bulan November juga sebagian besar didorong oleh sektor teknologi, di mana beberapa perusahaan dengan nilai yang tinggi cenderung memberikan dampak yang tidak proporsional pada pasar.

Saham Microsoft naik 12,1% untuk bulan ini, sementara Nvidia naik 14,7%. Selain itu, imbal hasil obligasi secara umum turun dan mengurangi tekanan pada saham. Imbal hasil yang tinggi cenderung membuat saham-saham mahal terlihat kurang menarik bagi para investor.

Kebijakan kenaikan suku bunga The Fed yang agresif mendorong suku bunga acuan dari mendekati nol pada tahun 2022 ke level tertinggi dalam dua dekade terakhir pada pertengahan tahun 2023. Tujuannya adalah untuk menjinakkan inflasi kembali ke tingkat target Fed sebesar 2%.

Wall Street bertaruh bahwa bank sentral akan terus mempertahankan suku bunga pada pertemuan Desember dan hingga awal 2024, ketika bank sentral dapat mulai mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga.

Para pejabat Fed telah mengisyaratkan kemungkinan-kemungkinan tersebut, sementara juga mengatakan bahwa langkah apa pun di masa depan akan didasarkan pada data ekonomi.

Data terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan konsumen juga telah meningkatkan harapan bahwa The Fed akan mencapai "soft landing" yang diinginkan, yang melibatkan pendinginan inflasi tanpa membuat ekonomi Amerika jatuh ke dalam resesi. (Ran)